Bisnis.com, JAKARTA — Tren bearish saham emiten batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), berlanjut pada perdagangan 19 September 2022 — 23 September 2022.
Pergerakan harga saham BUMI terkoreksi di tiga sesi perdagangan pekan lalu. Tercatat, pencapaian tertinggi pergerakan hanya ditutup stagnan pada sesi 20 September 2022 dan 22 September 2022.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan dalam sepekan harga saham BUMI melorot 20,11 perse ke level Rp147.
Prospek harga saham BUMI ke depan menyisakan banyak pertanyaan. Beragam pandangan pun dilayangkan kalangan analis.
Sebelumnya, Analis Teknikal BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar mengatakan bahwa saham BUMI merupakan salah satu yang mendapat berkah dari kenaikan harga batu bara dan masih layak dikoleksi.
“BUMI sudah mendekati oversold, jadi memang target kita masih 154-166 untuk kita cicil beli, stop loss cukup jauh di 147, 144, dan 123 yang agak jauh untuk medium term,” kata Andri dalam riset, Rabu (21/9/2022).
Baca Juga
Lebih lanjut, meskipun sudah ada private placement, BUMI masih menunjukkan adanya peak demand ketika harganya mencapai ARB. Adapun, resisten BUMI selanjutnya di 208,220 dan 246.
Di lain pihak, Mayang Anggita, Analis Sinarmas Sekuritas menilai secara teknikal, jangka pendek BUMI tengah mengalami downtrend.
"Secara jangka pendek BUMI bergerak downtrend ditandai dengan dibentuknya lower peak dan lower through. Seiring terdeteksi dead cross pada indikator MA10 dan MA20, BUMI berpotensi melanjutkan pelemahan menuju MA50 di Rp141," jelasnya.
Bagi para trader, Mayang menilai saham BUMI layak dikoleksi dengan rekomendasi buy on weakness di sekitar level MA50 tersebut dengan target berada di seputaran Rp184 — Rp187.