Bisnis.com, JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam fokus menjaga cash cost atau biaya tunai produksi demi meningkatkan laba hingga akhir tahun 2022.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Elisabeth RT Siahaan mengatakan Antam akan berupaya menjaga cash cost tetap kompetitif dan efisien. Selain itu Antam juga akan mengoptimalkan produksi dan penjualan komoditas utama seperti nikel, emas, dan bauksit.
“Antam tetap ya sebagaimana perusahaan yang sehat tentu akan selalu mengoptimalkan produksi dan penjualan komoditas utama,” ujar Elisabeth dalam Public Expose 2022 pada Jumat (16/9/2022).
Ke depannya Antam juga akan melakukan inovasi dan pengembangan usaha melalui beberapa proyek strategis. Mulai dari penyelesaian pabrik di Kalimantan Timur, pengembangan ekosistem kendaraan elektronik atau electronic vehicle (ev) dan baterai, dan juga kerja sama dengan beberapa investor.
Direktur Operasi dan Produksi Antam I Dewa Wirantaya mengatakan saat ini Antam melakukan transformasi dalam efisiensi. Dewa menyebut biaya energi, dan biaya jasa dan layanan menjadi biaya terbesar dalam sektor tambang.
“Kami sudah melakukan beberapa upaya-upaya yang dilakukan seperti mencari sumber-sumber energi alternatif tentunya ini dihubungkan dengan bagaimana mengurangi dan reduce carbon emission,” ujar Dewa.
Baca Juga
Lebih lanjut, Dewa mengatakan saat ini Antam melakukan kajian bagaimana Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat menggantikan penggunaan batu bara dan minyak sebagai energi. Dewa menyebut harga per kilowatt-hour (kWh) dari PLN jauh lebih murah dibandingkan dengan minyak dan gas.
Dewa berharap adanya efisiensi dapat memberikan kontribusi sehingga cash cost dari COGS (Cost of Good Solds) dapat ditekan dan meningkatkan kinerja keuangan perseroan.
“Tentunya ini akan membawa dampak positif bagi kinerja keuangan,” ujar Dewa.
Antam melaporkan pertumbuhan kinerja pada semester I/2022 baik dari top line maupun bottom line. Penjualan emas sebesar Rp12,28 triliun menjadi penopang kinerja positif tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, ANTM tercatat mengalami peningkatan penjualan sebesar 8,62 persen menjadi Rp18,77 triliun, jika dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2021 sebanyak Rp17,28 triliun.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami pertumbuhan sebesar 31,90 persen menjadi Rp1,53 triliun di semester I/2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sejumlah Rp1,16 triliun.