Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menetap sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (2/8/2022) waktu setempat, memperpanjang keuntungan pada hari kelima berturut-turut ditopang oleh lowongan pekerjaan AS yang turun, meski kenaikannya dibatasi oleh penguatan dolar AS.
Mengutip Antara, Rabu (3/8/2022), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$2,0 atau 0,11 persen menjadi ditutup pada US$1.789,70 per ounce. Emas sempat menembus level psikologis US$1.800 di US$1.804,95 per ounce.
Emas berjangka menguat US$5,9 atau 0,33 persen menjadi US$1.787,70 pada hari Senin (1/8) setelah terangkat US$12,6 atau 0,71 persen menjadi US$1.781,80 pada Jumat (29/7) dan melonjak US$31,20 atau 1,8 persen menjadi US$1.750,30 pada Kamis (28/7).
Emas mendapat dukungan karena Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (2/8) bahwa lowongan pekerjaan AS turun ke level 10,7 juta pada Juni 2022 dari 11,3 juta pada Mei 2022. Kendati demikian, kenaikan indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi pertumbuhan emas.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik hampir 0,7 persen pada 105,95, tertinggi dalam sehari sejak reli 1,3 persen pada tanggal 5 Juli. Indeks sempat mencapai tertinggi sesi 106,10. Pada Selasa (2/8) pagi, indeks dolar mencapai level terendah tiga minggu di 104,92.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bergabung dengan dolar dalam menekan emas dari tertinggi pada Selasa (2/8) karena imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang dijadikan acuan mencatat reli satu hari terkuat sejak Maret.
Baca Juga
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan September turun 22,3 sen atau 1,1 persen menjadi ditutup pada U$20,13 per ounce. Platinum untuk pengiriman pada bulan Oktober naik US$3,4 atau 0,38 persen menjadi ditutup pada US$905 per ounce.