Bisnis.com, JAKARTA - Bitcoin menunjukkan tanda-tanda perbaikan tentatif setelah menanjak lebih dari US$20.000 dari kemerosotan sepanjang pekan lalu.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (21/6/2022), Bitcoin naik sekitar 1,6 persen di Asia dan diperdagangkan US$20.665 pada pukul 8.42 waktu Tokyo. Indeks aset digital, MVIS CryptoCompare Digital Assets 10 Index meningkat 1,5 persen.
Beberapa aset kripto lain setelah Bitcoin atau biasa disebut altcoin seperti Solana dan Polkadot juga ikut merasakan kenaikan.
Setelah mengalami turbulensi pada pekan lalu dengan kejatuhan hingga di bawah US$20.000 untuk pertama kalinya sejak 2020 dinilai menjadi pertanda bahwa harga sudah menunjukkan titik terendah untuk saat ini.
Penyedia layanan data blockchain dan intelijen untuk digital aset Glassnode melaporkan bahwa realisasi kerugian pada kepemilikan Bitcoin mencapai rekor US$7,3 miliar pada pekan lalu.
"Dengan penjual yang terpaksa muncul untuk mendorong sebagian besar aksi jual baru-baru ini, pasar mungkin mulai melihat apakah sinyal kelelahan penjual muncul selama beberapa pekan dan bulan mendatang," kata laporan itu.
Baca Juga
Senada dengan Glassnode, analis GlobalBlock Marcus Sotiriou mengatakan bahwa titik terendah makro atau titik terendah sementara sudah mulai mendekati.
Sementara itu, altcoin belum mengalami kemerosotan yang sama dibandingkan dengan Bitcoin dan Ether yang banyak digunakan sebagai agunan.
Kendati demikan, tren pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve mengancam pemulihan koin digital ini.
Acuan pengukur volatilitas token T3 Bitcoin Volatility Index menunjukkan lompatan kembali ke level tertinggi pada pertengahan Mei, ketika runtuhnya stablecoin TerraUSD mengguncang pasar.
"Gabungan beracun dari siklus berita buruk dan kenaikan suku bunga telah merugikan pasar kripto dan kita dapat mengantisipasi volatilitas yang lebih besar dalam beberapa pekan mendatang,” terang Direktur di platform kripto Gemini Feroze Medora.