Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panic Selling Investor Kripto Bitcoin Cs, Langkah Bijak atau Impulsif?

Investor jangka panjang disebut ikut terbawa arus panic selling di pasar kripto.
Ilustrasi Mata Uang Kripto Bitcoin/Antara
Ilustrasi Mata Uang Kripto Bitcoin/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kejatuhan pasar kripto pada tahun ini menyebabkan sebagian investor melakukan panic selling untuk mencegah kerugian yang kian dalam.

Melansir laman Bloomberg, data Glassnode menyebutkan indikator yang disebut rasio laba output yang dihabiskan dalam aktivitas pasar kripto telah menurun ke level terendahnya setahun terakhir.

Bukan tidak mungkin, investor jangka panjang pun akan melakukan exit strategy semacam ini, mengingat tekanan besar yang terjadi di pasar.

Head of Market Insights Genesis Global Trading, Noelle Acheson menyampaikan dalam sebuah wawancara bahwa para investor jangka panjang ikut terbawa arus panic selling.

"Menurut data on-chain, beberapa dari mereka tampaknya menjadi panic selling, melepas dengan harga rendah,” tandas Noelle, dilansir Bloomberg, Senin (20/6/2022).

Adanya aksi jual mendadak ini juga turut terpengaruh sentimen suku bunga The Fed dalam rangka memadamkan inflasi yang kian melonjak.

Sebagai gambaran, bitcoin telah mengalami penurunan setidaknya 50 persen tahun ini, dan Ether juga ikut merosot sebesar 70 persen. Indeks 100 koin kripto terbesar juga tercatat turun 60 persen pada 2022 hingga akhir pekan lalu.

Pasar kripto belakangan ini juga tengah digoyang keputusan beberapa perusahaan pengelola kripto ternama seperti Celsius Network dan Babel Finance yang telah membekukan penarikan tunai.

Lebih lanjut, Three Arrows Capital juga menyebut dana lindung nilai aset kripto kemungkinan akan bermasalah, sehingga menambah kepanikan investor.

VP Marketing Tokocrypto, Adytia Raflein menjelaskan, saat ini aset kripto global sedang menghadapi era kontraksi yang disebut juga dengan istilah crypto winter. Katalis di balik permasalah tersebut menurutnya, antaralain adanya kekacauan makroekonomi dan geopolitik yang sedang terjadi saat ini.

“Investor harus melakukan penyesuaian dengan kondisi market untuk tetap mendapatkan profit dalam jangka pendek maupun panjang,” kata Adytia dalam keterangannya, Senin (20/6/2022).

Pasar kripto saat ini diyakini telah mengalami sentimen yang cukup menekan, salah satunya terlihat dari ketakutan investor yang ekstrem dan gejolak ekonomi global.

Akibatnya, banyak investor yang skeptis untuk menanamkan modal di pasar kripto, bahkan tidak sedikit yang rela menjual asetnya dengan menanggung sejumlah kerugian.

Mengutip data CoinMarketCap, Senin (20/6/2022) pukul 17.27 WIB, dalam sepekan terakhir sejumlah aset kripto mengalami penurunan, antaralain bitcoin sebesar 14,49 persen, ethereum 8,78 persen, USDC 0,01 persen, dan BNB 6,10 persen.

Adapun beberapa aset kripto yang justru meningkat dalam sepekan di antaranya tether sebesar 0,03 persen, cardano 8,75 persen, dan solana 26,62 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper