Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Telkom (TLKM) Dapat Saham GOTO Rp270, Untung atau Rugi?

Investasi Grup Telkom di GoTo Gojek Tokopedia menimbulkan perdebatan karena adanya laporan unrealized loss pada kuartal I/2022. Dengan saham GOTO yang sudah menanjak, apakah Telkom masih rugi atau sudah untung?
Paparan publik penawaran umum perdana saham atau IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. pada Selasa (15/3/2022).
Paparan publik penawaran umum perdana saham atau IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. pada Selasa (15/3/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi Grup PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menimbulkan perdebatan karena Telkom sempat mencatatkan unrealized loss dalam laporan keuangan kuartal I/2022. Namun, dengan pembelian saham GOTO Rp270 per saham oleh Telkom, BUMN itu masih berpeluang memeroleh keuntungan. 

Panitia kerja (Panja) Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat hari ini, Selasa (14/6/2022), memanggil direktur utama Telkom dan direktur utama Telkomsel untuk membahas pembelian saham GOTO.

Anggota Komisi VI DPR Fraksi Demokrat Herman Khaeron menyampaikan Komisi VI akan mendalami para mitra kerja terkait yang menjadi perhatian dan sorotan publik. Dalam dokumen yang diterima Tempo panitia khusus ini bermaksud untuk menggali seluruh data, fakta, dan informasi dari berbagai pihak terkait dengan pelaksanaan ketentuan perundang-undangan oleh BUMN dalam polemik saham GoTo.

Dalam dokumen tersebut, salah satu pertimbangan Pansus dibuat karena banyak pihak mempertanyakan kejanggalan investasi Telkomsel kepada GoTo.

Aksi korporasi Telkomsel membeli saham GoTo menuai sorotan setelah induk usahanya, Telkom, melaporkan kerugian yang belum terealisasi Rp881 miliar per kuartal I/2022. Peran Telkomsel sebagai pemodal GoTo dalam IPO dianggap riskan konflik kepentingan, karena Komisaris Utama GoTo Garibaldi Thohir, adalah saudara kandung dari Menteri BUMN Erick Thohir.

Kejanggalan IPO GoTo juga disebut bisa terlihat dari adanya aktivitas pergerakan saham yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). GOTO listing di Bursa Efek Indonesia pada 11 April 2022 dengan harga pelaksanaan Rp338 per saham. Namun hanya 18 hari perdagangan, saham GoTo turun hingga 50 persen.

"Persoalan anjloknya harga saham ini kemudian memicu dugaan kerugian negara yang diakibatkan investasi Telkomsel di perusahan merger GoTo," demikian bunyi dokumen usulan yang telah diteken puluhan anggota DPR tersebut.

Namun demikian, kini saham GOTO sedang dalam tren menanjak. Pada perdagangan hari ini per pukul 10.13 WIB, saham GOTO naik 2,06 persen atau 8 poin menjadi Rp396.

Saham GOTO sudah menguat 8,24 persen dalam sepekan dan 89,42 persen dalam sebulan terakhir. Saham GOTO pun semakin menjauh dari harga IPO Rp338, yang menimbulkan potensi keuntungan bagi pemegang saham.

Dalam keterangan resminya, Direktur Utama Telkom Ririek Adriensyah menyampaikan kebijakan Grup Telkom melakukan pembelian saham GOTO tidak hanya mempertimbangkan aspek capital gain atau loss (untung dan rugi). Investasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek yang lebih luas lagi, salah satunya adalah soal potensi sinergi.

Sinergi tersebut pula yang kemudian diklaim Ririek menguntungkan Grup TLKM dalam hal penetrasi bisnis intinya.

Dia mencontohkan kondisi di mana Grup Telkom memperoleh pendapatan senilai Rp473 miliar khusus dari pelanggan baru mitra pengemudi Gojek, salah satu layanan besutan GOTO pada 2021. Pemasukan dari segmen mitra pengemudi ini, menurut Ririek, akan sulit didapat seandainya tidak terjalin sinergi dan kolaborasi antara perusahaannya dengan GOTO.

"Potensi sinergi value dengan GoTo justru lebih besar dari nilai yang sudah diinvestasikan Grup Telkom," papar Ririek dalam keterangannya, dikutip Minggu (29/5/2022).

Berkat keputusan manajemen untuk berinvestasi di Gojek pada November 2020, Telkomsel selaku kepanjangan tangan GOTO juga relatif mendapat harga saham GoTo yang lebih murah dibandingkan belasan investor global yang masuk saat pre-IPO fundraising pada akhir 2021.

Sebagai catatan, Telkomsel berinvestasi di Gojek senilai US$150 juta pada November 2020. Investasi dalam bentuk obligasi konversi dan opsi saham sebesar US$300 juta itu memberikan opsi saham GoTo kepada Telkomsel di harga Rp270 per saham.

Pada Mei 2021, Gojek merger dengan Tokopedia dan melahirkan GoTo. Aksi korporasi ini membuat Telkomsel mengkonversikan obligasinya dan melakukan exercise saham GOTO di harga Rp270 per saham senilai USD450 juta. Merger Gojek-Tokopedia menyebabkan meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di GoTo.

Besarnya minat investor terhadap saham GoTo benar-benar terbukti saat pendanaan pra-IPO yang berakhir di bulan November-Desember 2021.

Sejumlah investor besar dunia ikut memasukkan penawarannya. Hasilnya, dana yang berhasil diraih pada Pra-IPO GoTo total mencapai sekitar US$1,4 miliar. Saat Pra-IPO tersebut, valuasi GoTo sudah mencapai sekitar Rp375 per saham. Harga itu 39 persen lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel di GoTo sebesar Rp270 per saham.

Telkom pun menyampaikan telah mendapatkan gain yang belum direalisasikan (unrealized gain) dari investasi di GOTO sekitar Rp2,5 triliun pada akhir 2021.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi menuturkan, pada akhir 2021, pihaknya mencatat harga per saham GOTO adalah sekitar Rp375, sehingga Telkom mencatatkan gain yang belum direalisasikan senilai Rp2,5 triliun dari investasi di GOTO.

"Nah, pada kuartal I/2022 karena kami terus melakukan mark to market sesuai dengan PSAK 71, maka dilihat harga saham GOTO pada saat itu refer pada harga penawaran mereka, yaitu Rp338 per saham, sehingga terjadi unrealized loss Rp881 miliar," kata Heri dalam paparan publik Telkom Indonesia, Jumat (27/5/2022).

Dia melanjutkan, unrealized loss Telkom terhadap investasi GOTO sebesar Rp881 miliar per kuartal I/2022 tersebut merupakan bagian dari gain sebesar Rp2,5 triliun. Menurut Heri, meskipun mencatatkan unrealized loss, emiten berkode saham TLKM ini masih membukukan gain dari investasi di GOTO.

"Jadi total kami sebenarnya masih membukukan [gain] dari sini [investasi di GOTO]," ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper