Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) dan entitas anak mencatat pemburukan kinerja sepanjang kuartal I/2022 dengan membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai Rp72,70 miliar. Berbanding laba Rp3,24 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun, rugi yang diatribusikan ke kepentingan non pengendali sebesar Rp26,99 miliar, lebih besar dari periode yang sama tahun lalu rugi Rp2,50 miliar sehingga total rugi tahun berjalan mencapai Rp99,69 miliar, memburuk dari tahun sebelumnya yang laba Rp1,75 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan 31 Maret 2022, emiten bersandi saham DILD mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp562,47 miliar, tumbuh tipis dari tahun sebelumnya senilai Rp550,60 miliar.
Pendapatan ini berasal dari segmen usaha pengembangan perumahan mencatatkan kontribusi marketing sales terbesar senilai Rp254 miliar atau 51 persen dari keseluruhan. Kontributor berikutnya berasal dari penjualan di segmen kawasan industri senilai Rp190 miliar atau memberikan kontribusi 38 persen. Sementara segmen pengembangan mixed-use dan high rise memberikan kontribusi 11 persen dengan membukukan marketing sales Rp57 miliar.
Berdasarkan lokasi pengembangannya, proyek proyek di Surabaya memberikan kontribusi marketing sales Rp319 miliar atau 64 persen. Sementara sisanya berasal dari penjualan proyek-proyek di Jakarta dan sekitarnya senilai Rp182 miliar atau 36 persen.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengungkapkan kinerja penjualan lahan industri pada kuartal pertama tahun ini cukup baik. Dua pengembangan kawasan industri Perseroan, yakni Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur dan Batang Industrial Park di Jawa Tengah mencatatkan lonjakan marketing sales sebesar 139 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Kinerja penjualan positif juga ditunjukan sejumlah proyek perumahan seperti Serenia Hills di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan Graha Natura dan Amesta Living yang berlokasi di Surabaya.
“Kinerja penjualan secara umum masih on track dan kami terus berupaya mencapai target marketing sales tahun ini sebesar Rp2,4 triliun. Kontribusi terbesar diperkirakan dari penjualan segmen perumahan,” kata Archied dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (28/5/2022).
Selanjutnya, beban pokok penjualan dan beban langsung mengalami kenaikan menjadi Rp352,33 miliar pada kuartal I/2022 dari Rp293,51 miliar pada kuartal I/2021. Hasilnya, Intiland mencetak laba kotor senilai Rp210,13 miliar, turun dari tahun sebelumnya Rp257,09 miliar. Total aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan mengalami kenaikan dari Rp16,46 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp16,57 triliun pada kuartal I/2022.
Intiland mengharapkan sektor properti tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu, sehingga tahun ini bisa menjadi titik balik dan momentum bagi pasar properti untuk kembali tumbuh secara stabil.