Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Jagoan JP Morgan: Ada BMRI, BBNI, ANTM, hingga ADRO

JP Morgan jagokan sejumlah saham sektor perbankan, komoditas, hingga media dan properti.
JP Morgan.
JP Morgan.

Bisnis.com, JAKARTA — Tim riset JP Morgan meramal peluang moncernya kinerja sejumlah emiten sektoral di Indonesia, mulai dari perbankan, komoditas, media, dan properti.

Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan, Henry Wibowo dan timnya menjelaskan, siklus komoditas yang memasuki periode supercycle dan adanya transformasi neraca pembayaran yang mengarah ke surplus dapat menjadi harapan agar tetap optimistis berinvestasi di pasar Indonesia. 

“Aliran dana investasi asing ke Indonesia tetap kuat (lebih dari US$3 miliar year-to-date/YTD), didukung dengan peningkatan laba per saham pasca-pendapatan negara yang semakin menguat,” jelas Henry Wibowo dkk dalam hasil risetnya, dikutip Senin (2/5/2022).

Lebih lanjut ia menuliskan, beberapa aspek yang dapat menjadi sentimen antaralain pemilihan presiden pada 2024 mendatang, serta aspirasi kebijakan masa depan terkait dengan omnibus law, ibu kota baru (IKN), dan masih banyak lagi.

Adapun saham-saham yang dijagokan oleh tim riset JP Morgan tersebut antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) di sektor perbankan. 

Sementara itu di sektor komoditas, ada PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM).

Adapun sektor consumer discretionary yang menjadi andalan yaitu PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).

“(Itu semua) sebagai sektor overweight utama kami,” imbuh analis.

Lebih lanjut, rekomendasi saham lainnya yang turut dijagokan yakni beberapa saham bottom-up dengan risk-reward yang menarik, seperti SRTG, BUKA, SCMA, dan PWON.

Investor pada umumnya mewaspadai bisnis bahan pokok karena adanya kenaikan biaya bahan baku. Sedangkan kenaikan suku bunga juga dapat menjadi sentimen negatif secara global di sektor bisnis digital.

“Tetapi ada minat yang kuat untuk memahami potensi bisnis di ekosistem digital yakni SuperApp, serta peluang window market yang bagus untuk melakukan tawar-menawar di tahun ini,” tutupnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper