Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Naik, Bukalapak Targetkan Pendapatan Tembus Rp3 Triliun

Kenaikan harga komoditas seperti minyak goreng hingga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan menjadi katalis bagi target pendapatan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) hingga Rp3 triliun.
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga komoditas seperti minyak goreng hingga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan menjadi katalis bagi target pendapatan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) hingga Rp3 triliun.

Direktur Bukalapak Teddy Oetomo optimistis pendapatan perseroan tahun ini bakal meningkat. Meskipun terjadi inflasi akibat kenaikan harga barang pokok dan komoditas.

“Tahun ini kami targetkan pendapatan kami bisa naik menjadi Rp2,7 triliun sampai dengan Rp3 triliun,” katanya, Kamis (21/8/2022). Jumlah itu naik hingga 44 persen sampai dengan 61 persen jika dibandingkan dengan realisasi pada 2021 sebesar Rp1,86 triliun.

Sementara mengacu pada konsensus Bloomberg, rentang pendapatan emiten teknologi berada pada Rp2,45 triliun sampai dengan Rp3,71 triliun.

Teddy menambahkan perseroan telah menyiapkan beberapa rencana strategi untuk meningkatkan pendapatan. Salah satunya dengan memperkuat segmen bisnis online seperti Bukalapak.com dan Itemku. Lalu memperbesar jaringan Mitra Bukalapak hingga Allo Fresh.

Dia mengakui jika take rate dari segmen bisnis offline jauh lebih baik dibandingkan dengan online. “Kalau platform Bukalapak take rate ada di kisaran 1 persen maka offline jauh lebih tinggi dari itu single hingga double digit,” ungkapnya.

Maka itu, Bukalapak berencana menambah pasokan distribusi barang-barang konsumer pokok ke para MItra. Dengan begitu dia berharap daya beli masyarakat tidak mengalami kontraksi sekalipun terjadi peningkatan inflasi.

Teddy menambahkan lokasi Mitra yang berada di kota-kota tier II dan III berpotensi tidak mengalami penurunan daya beli. Pasalnya, di daerah-daerah tersebut adalah sentra-sentra komoditas yang sedang menikmati kenaikan harga.

“Kami yakin dengan kenaikan harga komoditas seperti sekarang, daya beli juga pasti akan meningkat,” sebutnya.

Adapun total processing value (TPV) Bukalapak berpotensi menyentuh level Rp170 triliun sampai dengan Rp180 triliun. Jumlah itu naik antara 39 persen sampai 47 persen dibandingkan dengan realisasi 2021 sebesar Rp122,61 triliun.

Meski demikian, Teddy melihat EBITDA tahun ini hanya akan tumbuh sekitar 1 persen menjadi minus Rp1,4 triliun dari realisasi tahun sebelumnya Rp1,41 triliun. Perseroan, lanjutnya, tengah menyiapkan promosi produk anyar sehingga akan berimbas pada EBITDA.

“Tahun ini kami akan berupaya untuk menaikkan pendapatan,” katanya.

Sementara berkaca pada konsensus, rugi EBITDA perseroan berada pada posisi Rp2,29 triliun sampai dengan Rp777 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper