Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Hoki Emiten Batu Bara hingga Dana Segar Tol

Harga batu bara yang solid saat ini dinilai akan menguntungkan perusahaan dengan eksposur ekspor yang tinggi. Lalu emiten mana yang paling untung dari kondisi ini?
Proses muat batu bara ke atas tongkang./Antara
Proses muat batu bara ke atas tongkang./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sektor batu bara mendapat berkah dari booming komoditas tersebut. Kondisi ini tercermin dari moncernya rapor keuangan 2021 dan kinerja harga saham emiten sepanjang tahun ini 

Kinerja ciamik emiten batu bara juga diproyeksikan berlanjut seiring dengan memanasnya harga komoditas emas hitam tersebut. Hal ini juga semakin diperkuat dengan adanya rencana Uni Eropa melarang produk batu bara Rusia sebagai sanksi atas intervensi ke Ukraina.

Berita dan analisis tersebut menjadi salah satu dari lima bahasan utama di laman Bisnisindonesia.id edisi Jumat (15/4/2022). Selain berita mengenai emiten batu bara, bank pacu pendapatan alternatif, proyek molor Bakti, konektivitas jalan tol cara, hingga strategi Elnusa juga menjadi sajian utama dalam laman ini.

Berikut ringkasan kelima berita dan analisis yang tersaji di laman Bisnisindonesia.id.

Emiten Batu Bara Kala Harga Komoditas Membara, Siapa Terhoki?

Rencana Eropa menghenntikan impor batu bara akan menjadikan suplai emas hitam di pasar  global semakin ketat. Apalagi, batu bara masih diperlukan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.  Telebih, setelah wacana ini harga batu bara masih berpeluang untuk kembali naik.

Mendakinya harga batu bara global juga menjadi salah satu momentum bagi pelaku usaha menggenjot produksi batu bara nasional dan meningkatkan volume ekspor.

Harga batu bara yang solid saat ini dinilai akan menguntungkan perusahaan dengan eksposur ekspor yang tinggi, di mana harga saat ini jauh melebihi harga jual domestik yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan peraturan domestic market obligation (DMO). Lalu emiten mana yang paling untung dari kondisi ini? 

Saatnya Bank Pacu Sumber Pendapatan Alternatif

Ancaman kenaikan suku bunga acuan yang mulai mendekat menjadi tantangan yang harus segera diantisipasi oleh perbankan melalui upaya penurunan biaya dana atau cost of fund serta penciptaan sumber pendapatan alternatif guna menopang margin keuntungan.

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sulit terhindarkan jika bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, terus menaikkan suku bunga acuannya. Inflasi AS pada Maret 2022 lalu mencapai level 8,5 persen, meningkat lagi dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 7,90 persen. 

Level inflasi AS tersebut adalah yang tertinggi sejak Desember 1981. Tingkat inflasi itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata perkiraan pelaku pasar di AS, yakni sebesar 8,4 persen. Dengan inflasi yang sangat tinggi ini, the Fed tampaknya harus lebih agresif dalam melakukan pengetatan moneter. Bagaimana upaya bank memacu sumber pendapatan alternatif? 

Kasak Kusuk Proyek Molor Bakti Bangun BTS 4G

Masih ingat proyek pembangunan base transceiver station (BTS) 4G di 4.200 desa terluar, terdepan dan tertinggal? Ya, program itu molor setelah target yang ditetapkan tidak tercapai. Kekacauan pengelolaan program disinyalir menjadi sebab. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memulai program ini pada akhir 2020. Badan layanan umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (Bakti) mendapat penugasan langsung dalam pembangunan proyek ini. Kementerian menargetkan pembangunan selesai akhir 2021. 

Proyek ini dimulai berdasarkan fakta bahwa 12.584 desa dan kelurahan belum mendapat akses internet. 9.113 desa dan kelurahan di antaranya berada di wilayah terdekat, terluar dan tertinggal (3T). Sisanya 3.435 desa dan kelurahan pada wilayah non-3T. Lalu, bagaimana realisasi di lapangan? 

Elnusa (ELSA) Racik Strategi Kejar Laba Bersih Rp200 Miliar 

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan sempat membuat aktivitas industri minyak dan gas bumi di Tanah Air melambat. Dengan kondisi harga minyak dunia yang masih bertengger di atas US$100 per barel, setidaknya menjadi katalis positif bagi perusahaan migas untuk meningkatkan produktivitasnya tahun ini. 

Sejalan dengan itu, PT Elnusa Tbk. telah mengatur strategi agar target kinerja tahun ini bisa tercapai. Perusahaan penyedia jasa migas dengan kode saham ELSA tersebut menargetkan raihan laba bersih 2022 sebesar Rp200 miliar, naik 85% dari realisasi laba bersih 2021 yang sebesar Rp108 miliar.

Dengan capaian laba bersih belum diaudit (unaudited) sebesar Rp75 miliar pada kuartal I/2022, perseroan optimistis mampu mengejar kinerja yang telah ditetapkan sepanjang tahun ini. Bagaimana Elnusa menjalankan strategi mencapai target tersebut? 

Pecah Telur! Dana Segar Bangun Konektivitas Jalan Tol 

Membangun konektivitas jalan tol di Indonesia memang tak mudah. Butuh dana yang besar agar bisa memacu pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia dalam hal konektivitas kelancaran transportasi untuk kesejahteraan masyarakat.

Skema asset recycling digunakan sebagai langkah dalam pemanfaatan maupun pemindahtanganan aset lama untuk membangun aset baru yang lebih banyak.

Presiden Joko Widodo pun tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat menyaksikan perjanjian kerja sama perdana Indonesia Investment Authority (INA) untuk pertama kalinya sejak dibentuk pada Januari 2021. 

Sovereign Wealth Indonesia Fund (SWF) asli dalam negeri itu akhirnya mengantongi perjanjian kerja sama pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia.

Kerja sama ini diwujudkan dalam Heads of Agreement atau HOA (Perjanjian Induk) antara INA dan Hutama Karya untuk sejumlah ruas Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) berupa ruas tol Medan - Binjai 17 kilometer, ruas tol Bakaheuni - Terbanggi Besar 141 kilometer, dan ruas tol Terbanggi Besar - Pematang - Kayu Agung 189 kilometer.

Sementara itu, Konfirmasi Dimulainya Transaksi (Confirmation of  Transaction Commencement/CTC) antara INA dan anak usaha Waskita yakni PT Waskita Toll Road (WTR) untuk ruas Jalan Tol Trans Jawa yakni tol Kanci - Pejagan 35 kilometer dan tol Pejagan - Pemalang 58 kilometer. Bagaimana dampak dari kesepakatan ini? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper