Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Solar Langka Berdampak ke Operasi Adi Sarana Armada (ASSA), Ini Langkah Perseroan

Kelangkaan biodiesel di beberapa daerah seperti Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan berdampak pada kinerja lini bisnis logistik Adi Sarana Armada (ASSA).
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) tak terdampak kenaikan harga BBM. Namun, kelangkaan solar turut berdampak cukup besar terhadap lini bisnis logistik perseroan.

Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menjelaskan dengan kenaikan harga bahan bakar (BBM), untuk bisnis perseroan belum ada pengaruh yang signifikan.

Alasannya, emiten berkode ASSA ini menggunakan bahan bakar bio diesel dalam aktivitas logistiknya bukan jenis Pertamax yang harganya naik.

"Namun kami melihat saat ini yang berpengaruh adalah adanya kelangkaan biodiesel di beberapa daerah seperti Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan konsumsi biodiesel untuk aktivitas pertambangan dan perkebunan yang meningkat seiring dengan kenaikan harga dan permintaan komoditas," paparnya kepada Bisnis, Minggu (3/4/2022).

Dia melanjutkan kelangkaan tersebut menimbulkan antrian yang cukup panjang dan lama, sehingga produktivitas kendaraan dan pengemudi truk terganggu dan pada akhirnya meningkatkan biaya logistik dan harga barang yang dikirim.

Di sisi lain, kenaikan harga BBM terhadap bisnis rental ASSA juga tidak berpengaruh, karena bisnis ini mayoritas korporasi, yang umumnya penggunaan BBM tergantung pada penyewanya.

Kemudian, untuk jasa pengiriman ekspres Anteraja juga tidak akan berdampak signifikan, karena sistem kerja kurir hanya berputar antara 1-3 Km saja sehingga tidak menguras terlalu banyak bahan bakar.

Terkait strategi yang disiapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga dan kelangkaan BBM, akan ada masa-masa untuk melakukan penyesuaian dengan kondisi baru di awal.

"Namun, kami juga terus mengembangkan inovasi-inovasi dengan mengatur utilisasi dengan teknologi," katanya.

Prodjo Sunarjanto menargetkan pendapatan dan laba bersih perseroan pada 2022 dapat tumbuh double digit di atas 30 persen.

“Kami optimistis kinerja ASSA pada 2022 ini masih bergerak naik, yang didorong oleh pertumbuhan kinerja dari lini bisnis last mile delivery Anteraja yang sangat eksponensial. Pada tahun ini, Anteraja masih akan menjadi kontributor terbesar ASSA dengan target kontribusi di atas 50 persen," urainya.

Seiring dengan semakin meningkatnya transaksi melalui marketplace, serta penerapan pembatasan mobilitas masyarakat oleh Pemerintah, telah memacu perkembangan dari industri logistik ekspress termasuk Anteraja.

Anteraja mencatatkan volume pengiriman mencapai 1 juta paket per hari, dan ditargetkan pengiriman Anteraja dapat mencapai 1,5 juta paket per hari pada akhir tahun 2022.

Selain itu, pada Januari 2022 ASSA telah berhasil menjadikan salah satu anak usaha yaitu PT Autopedia Sukses Lestari (ALSC), menjadi perusahaan terbuka dengan total modal yang dilepas ke publik sebesar 20 persen.

Adapun, ASLC akan fokus dalam menjalankan bisnis di bidang lelang, serta jual beli mobil secara online-to-offline (O2O) melalui merek dagang JBA Indonesia dan Caroline.id.

Caroline merupakan online-to-offline (O2O) used car dealers untuk melayani proses jual beli kendaraan bekas. Perseroan melihat peluang pasar mobil bekas di Indonesia masih sangat besar, serta prospek pertumbuhan bisnis yang baik, menjadi momentum yang tepat bagi Perseroan dalam melakukan IPO di tahun ini.

Dalam IPO tersebut, ASLC memperoleh dana sekitar Rp652,6 miliar yang akan digunakan untuk modal kerja sehubungan dengan pengembangan usaha baru dibidang jual beli kendaraan bekas, serta pelunasan pinjaman ke ASSA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper