Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berikut Penyebab IHSG Melemah Tinggalkan Zona 7.000 Hari Ini

Pada publikasi IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi sebesar 5,4 persen, turun dari proyeksi semula sebesar 5,6 persen.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (23/3/2022) dengan koreksi 4 poin atau turun 0,07 persen ke posisi 6.996. Pelemahan IHSG terjadi di tengah kondisi pelaku pasar yang menanti hasil pertemuan Amerika Serikat dan Uni Eropa mengenai situasi di Ukraina dan juga proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaru yang diumumkan IMF.

Pilarmas Investindo Sekuritas dalam riset hariannya menyebutkan bahwa sektor properti dan real estate, infrastruktur, consumer noncyclical, finansial, teknologi, dan industri bergerak negatif dan menjadi pemberat kinerja IHSG. Meski demikian, investor asing di seluruh pasar membukukan pembelian bersih sebesar Rp806 miliar.

Sementara itu, bursa regional Asia pada penutupan perdagangan hari ini mengua, seiring dengan sikap pasar akan pandangan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga guna mengendalikan inflasi.

“Kebijakan ini tentunya untuk menjaga dan pemulihan ekonomi nasional Amerika Serikat mengingat AS merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia,” tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Senin (23/3/2022).

Menyusul pernyataan petinggi The Fed, Goldman Sach memprediksi bank sentral AS akan menaikkan suku bunga masing-masing sebesar 50 basis poin pada pertemuan Mei dan Juni 2022.

Selain itu, pasar juga menanti hasil pertemuan Amerika Serikat dengan Uni Eropa. Presiden AS Joe Biden dijadwalkan menghadiri pertemuan darurat NATO, bertemu dengan para pemimpin G7, dan berbicara dengan para pemimpin Uni Eropa untuk membicarakan pengetatan sanksi terhadap Rusia.

“Pasar berharap pertemuan tersebut tidak menambah daftar konflik yang berpotensi timbul masalah secara geopolitik," jelas tim riset.

Dari dalam negeri, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Pada publikasinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi sebesar 5,4 persen, turun dari proyeksi semula sebesar 5,6 persen.

“Namun demikian IMF menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Hal karena pemerintah mampu menjaga kinerja makroekonomi yang kuat, serta respons kebijakan yang tegas dan menyeluruh,” tambah Tim Riset Pilarmas.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham-saham yang mendominasi penguatan di antaranya ERAA, INCO, PGAS, MNCN, ITMG. Sementara itu, saham-saham yang mendominasi penurunan di antaranya BUKA, PTPP, BFIN, UNVR dan ANTM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper