Bisnis.com, JAKARTA - Gojek dan GoTo Financial, dua entitas perusahaan bagian dari Grup GoTo, menggiatkan kampanye peduli lingkungan dengan mengajak para mitra usaha. Di Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun ini, keduanya berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Waste4Change untuk memberikan edukasi mengelola minyak jelantah menjadi barang yang berguna.
Putri Rusli, Head of Merchant Partnership & Brand Strategy Gojek, menjelaskan bahwa kegiatan workshop yang mengusung tema “Dari Aksi Kecil” ini merupakan lanjutan dari komitmen #GoGreener - program dari GoTo yang mengajak dan memfasilitasi pelanggan, mitra usaha, mitra driver di ekosistemnya untuk dapat melakukan aksi yang lebih ramah lingkungan.
“Kami memiliki komitmen 3 Zero di 2030, salah satunya adalah target Zero Waste untuk kurangi sampah,” ujarnya.
Putri melanjutkan, Gojek dan GoTo Financial ingin menemani mitra dalam memulai perjalanan mengurangi dan mendaur ulang sampah sebagai resolusi tahun baru. Aksi kecil yang mudah tapi berdampak besar bagi lingkungan.
Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sinta Saptarina Sumiarno mengatakan sampah di Indonesia menjadi perhatian bersama karena bertambah banyak seiring peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi oleh pelayanan pengelolaan yang memadai.
Selain itu, pola konsumsi yang kian konsumtif turut menambah jumlah sampah di samping kepedulian masyarakat yang masih rendah.
“Kalau tidak terkelola dengan baik akan timbul dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan, dan rentan terhadap penyakit,” terangnya.
Sinta melanjutkan, berdasarkan Data Sistem Informasi Persampahan Nasional (SIPSN) menyatakan, total timbunan sampah mencapai 65,7 juta ton atau setara dengan 13 juta gajah per tahun. Timbunan terbesar berasal dari sisa makanan yakni 27 persen, disusul sampah plastik, kertas dan lain-lain.
Adapun sumber sampah terbesar adalah rumah tangga sebesar 45,8 persen, disusul pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern. Karena itu, Sinta mengajak masyarakat untuk mengembangkan gaya hidup minim sampah dengan mengusung prinsip reduce, reuse dan recycle sehingga sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir bisa dikurangi.
Sinta menyambut baik inisiatif GoGreener “Dari Aksi Kecil” dari Gojek dan GoTo Financial dan berharap edukasi tentang bisnis yang berwawasan lingkungan berkelanjutan bisa diterapkan, bahkan ditularkan ke tempat lain.
“Kemitraan ini merupakan cermin etika bisnis berkelanjutan yang berwawasan lingkungan,” ujarnya. Inisiatif "Dari Aksi Kecil" ini adalah salah satu bentuk implementasi kolaborasi berkelanjutan Gojek dan KLHK melalui Nota Kesepahaman yang telah ditandatangan pada Hari Peduli Sampah Nasional 2021 lalu.
Foto: dok. Gojek
Gojek dan GoTo Financial bermitra dengan Waste4Change untuk memberikan edukasi pengelolaan minyak jelantah kepada para pelaku usaha.
Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang digunakan berkali-kali sehingga mengalami perubahan warna. Ciri-cirinya adalah berbau tengik, teksturnya lebih kental, berwarna gelap, dan rata-rata penggunaan sebanyak 3 kali pemakaian.
“Bahayanya tidak hanya ke kesehatan tapi juga ke dampak lingkungan seperti penyumbatan saluran air, menutup oksigen bagi biota di sungai atau laut,” urai Hana Nur Aulia, Head of Communication & Engagement Waste4Change.
Di Jabodetabek, tuturnya, rerata ada 10,4 kg per kapita/tahun minyak jelantah yang dihasilkan. Dari 100 rumah menggunakan minyak goreng untuk memasak, 40 persen bisa menghasilkan kurang dari 1 liter jelantah.
Karena itu, menurutnya, masyarakat harus membiasakan diri melakukan pengelolaan minyak jelantah secara tepat yakni mengumpulkan dan mengelola menjadi bahan daur ulang atau biodiesel atau bahan lainnya seperti lilin dan sabun.
Hana memberikan tips agar tiap rumah tangga atau pelaku usaha dapat menyediakan tempat penampungan jelantah, diberi saringan supaya ampas sisa gorengan bisa tersaring. Jika sudah terkumpul dengan jumlah yang banyak, bisa disalurkan ke mitra pengelolaan jelantah yang resmi seperti Waste4Change bisa jadi mitra.
“Kami bekerja sama dengan pengelola biodiesel, untuk melakukan daur ulang minyak jelantah,” pungkasnya.