Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Goreng Dipatok Rp14.000, Analis Pasang Rating Overweight untuk Emiten Sawit

Samuel Sekuritas memasang rating overweight untuk sektor perkebunan dan merekomendasikan beli saham AALI dengan target harga Rp14.500, saham LSIP dengan target harga Rp1.370, dan saham SSMS dengan target harga Rp1.200.
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menetapkan minyak goreng satu harga di harga Rp14.000 per liter. Dengan kebijakan ini, analis memasang rating overweight untuk saham terkait dengan minyak kelapa sawit (CPO).

Minyak goreng satu harga merupakan intervensi pemerintah untuk menstabilkan harga bahan baku tersebut. Anggaran sebesar Rp3,6 triliun disiapkan untuk mengamankan pasokan 1,5 miliar liter minyak goreng untuk enam bulan ke depan.

Sebelumnya, Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan menyebutkan pemerintah sudah menjamin pasokan dan stok minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter dan dipastikan dapat mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat.

Kebijakan ini juga tidak hanya berlaku untuk minyak goreng kemasan 1 liter, tetapi juga untuk minyak goreng kemasan 2 liter, 5 liter, dan 25 liter.

Menanggapi hal ini, Tim Analis Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan bahwa produksi minyak sawit Indonesia (CPO+PKO) mencapai 51 juta ton, dan lebih dari 21 juta ton, di antaranya diproses menjadi produk turunan seperti RDBPO, yang 70 persen diantaranya digunakan sebagai minyak goreng, baik untuk konsumsi nasional maupun keperluan iekspor.

“Dari sini terlihat bahwa masalah minyak goreng bukan pada kelangkaan bahan baku, namun karena harga bahan baku yang melonjak. Harga CPO saat ini sudah mencapai Rp15.000 per kilogram, sehingga seharusnya harga minyak goreng berada di kisaran Rp18.000-19.000 per liter,” jelasnya dalam riset, dikutip Minggu (23/1/2022).

Karena itu, kebijakan satu harga dan subsidi Rp3.000 dari BPDPKS diperkirakan akan membuat produsen minyak goreng kehilangan profit sebesar Rp2.000-Rp3.000 per liter.

“Karenanya, kami menilai kebijakan ini akan menjadi sentimen negatif di industri hilir sawit, sementara untuk industri hulu, sentimen negatif akan datang jika diberlakukan praktek DMO oleh pemerintah,” tambahnya.

Adapun, Samuel Sekuritas memasang rating overweight untuk sektor perkebunan dan merekomendasikan beli saham AALI dengan target harga Rp14.500, saham LSIP dengan target harga Rp1.370, dan saham SSMS dengan target harga Rp1.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper