Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Jakarta Islamic Indeks (JII) menjadi indeks tematis dengan kinerja terlemah sepanjang tahun ini, terutama akibat komposisi konstituen yang kurang optimal. Meski demikian, sudah ada tanda-tanda peningkatan pada kinerjanya beberapa bulan ke belakang.
Berita itu menjadi salah satu dari lima berita pilihan Bisnisindonesia.id sepanjang Kamis (09/12/2021) selain kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang lesu dan diperkirakan berakhir terbatas pada akhir Desember 2021.
Informasi lainnya yang menarik antara lain menguatnya desakan agar BUMN energi mengurangi emisi karbon, produksi jagung lonjak dua kali lipat dalam 2 dekade, dan realisasi pemanfaatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bidang pariwisata diduga tak optimal lantaran banyak sisa anggaran.
Selain itu, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji di meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut ini adalah intisari dari setiap berita pilihan:
1. Menakar Harapan Pulihnya Indeks Saham-saham Islami
JII menjadi indeks tematis dengan kinerja terlemah sepanjang tahun ini terutama akibat komposisi konstituen yang kurang optimal. Meski demikian, mulai ada tanda-tanda peningkatan pada kinerjanya beberapa bulan ke belakang.
Indeks ini pun diyakini berpeluang rebound tahun depan, terutama karena pelemahannya sudah cukup dalam. Prospek penguatan cukup terbuka baik pada akhir tahun ini maupun pada 2022.
Berdasarkan data BEI, sepanjang tahun berjalan, indeks JII melemah 9,52 persen year-to-date (ytd). Indeks JII sepanjang tahun ini berada di urutan kedua dengan kinerja terburuk di antara indeks tematis setelah indeks IDX-MES BUMN 17 yang turun 10,26 persen ytd.
2. IHSG Cenderung Lesu di Desember 2021
Kinerja IHSG diperkirakan berakhir terbatas pada akhir Desember 2021, meski efek window dressing kemungkinan besar masih akan terasa. Setelah IHSG menyentuh level all time high belum lama ini, valuasinya tampaknya sudah cukup tinggi.
Setelah reli bulan lalu, IHSG akan mengalami konsolidasi pada Desember, disebabkan oleh kenaikan yang telah terjadi selama beberapa waktu terakhir.
IHSG juga sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah bulan lalu pada level 6.754, membuat valuasi saham-saham turut naik. IHSG sepertinya cenderung bergerak terbatas pada bulan ini.
3. Desakan BUMN Energi untuk Kurangi Emisi Karbon Menguat
Energi merupakan salah satu sektor yang memiliki biaya yang sangat mahal dalam mengurangi emisi karbon. Perlu adanya peran aktif BUMN dan swasta agar target netral karbon pada 2060 bisa tercapai.
BUMN energi seperti PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Pertamina (Persero) bahkan sudah beberapa kali diminta untuk segera beradaptasi menuju tren transisi energi.
4. Produksi Jagung Naik 2 Kali Lipat dalam 2 Dekade
Perusahaan di bidang bibit dan teknologi pertanian Syngenta mencatat dalam 2 dekade terakhir terjadi peningkatan produksi jagung di Indonesia dari 9,5 juta ton pada 2000 menjadi 19,7 juta ton pada 2020.
Jawa Timur merupakan produsen jagung tertinggi dengan 1,05 juta hektare lahan dan produktivitas 5,3 juta ton per tahun, diikuti Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Gorontalo.
Petani memanen jagung. — Antara
5. Anggaran Sisa Banyak, Realisasi PEN Pariwisata Tak Optimal?
Kemenparekraf mengembalikan sisa anggaran PEN bidang pariwisata senilai Rp188,41 miliar ke Kementerian Keuangan yang kemudian dinilai tidak tepat oleh DPR.
DPR khawatir langkah itu diambil berkaitan dengan sejumlah program PEN subsektor pariwisata yang tidak matang seperti pemulihan industri film.
Selamat membaca!