Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diperkirakan Menguat, Cermati Saham TLKM dan POWR

IHSG ditutup menguat 5 poin atau 0,08 persen menjadi 6.683 pada perdagangan Rabu (24/11/2021).
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas pada perdagangan Kamis (25/11/2021).

Sebelumnya, IHSG ditutup menguat 5 poin atau 0,08 persen menjadi 6.683 pada perdagangan Rabu (24/11/2021).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, sektor energi, infrastruktur, konsumer siklus, keuangan, industri dasar, properti dan real estat, dan konsumer non-siklus, mendominasi penguatan IHSG kemarin. Investor asing di seluruh pasar membukukan pembelian bersih sebesar Rp419 miliar.

Berdasarkan analisa teknikal, Nico melihat IHSG berpeluang menguat terbatas dan diperdagangkan di level 6.650-6.754.

Saham yang menjadi rekomendasi Pilarmas Investindo Sekuritas hari ini adalah TLKM dan POWR.

Lebih lanjut, Nico mengatakan pejabat The Fed pada pertemuan awal bulan ini menyatakan keprihatinannya mengenai inflasi dan akhirnya mengatakan bersedia menaikkan tingkat suku bunga lebih cepat jika harga terus menerus mengalami peningkatan.

"Saat ini, inflasi yang berjalan di atas 6 persen dan yang tertinggi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir menjadi perhatian para pejabat The Fed," kata Nico dalam risetnya, Kamis (25/11/2021).

Namun, beberapa pejabat The Fed juga mengatakan, The Fed bersedia untuk membiarkan inflasi menjadi lebih panas dari biasanya untuk mendorong ketenagakerjaan membaik. Akan tetapi, pelaku pasar dan investor melihat bahwa The Fed harus bertindak lebih agresif, agar inflasi terlihat dapat dikendalikan.

"Meskipun kami yakin, sekalipun The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunga secara cepat, tetapi, inflasi terlihat terkendali di bawah The Fed," ujarnya.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia menyampaikan pemulihan ekonomi global masih akan berlanjut hingga tahun 2022. Hal ini tercermin dari ekonomi negara-negara di Eropa dan Jepang yang mulai menyusul Amerika Serikat, sementara di emerging market, ekonomi India, dan Asean-5 mulai menyusul China.

Kondisi tersebut didukung oleh meredanya kasus Covid-19, pembukaan kembali sektor ekonomi, serta berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper