Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Melesat ke Level Tertinggi 5 Bulan, Data Inflasi Bikin Cemas

Rilis dana inflasi AS yang kuat mendorong lonjakan logam mulia yang dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$1.900 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$1.900 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global kembali menguat pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB, naik mendekati level tertinggi lima bulan yang disentuh pada sesi sebelumnya.

Mengutip Antara, lonjakan harga emas terjadi setelah data harga-harga konsumen AS atau inflasi AS yang kuat, karena logam mulia dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$15,6 dolar AS atau 0,84 persen, menjadi ditutup pada US$1.863,90 per ounce, menetap di level tertinggi sejak 14 Juni dan memperpanjang kenaikan untuk hari keenam berturut-turut.

“Pasar ketakutan oleh data IHK (indeks harga konsumen) kemarin yang masuk setinggi itu. Para pedagang melihat emas sebagai aset pengaman, sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Emas melonjak pada Rabu (10/11) dan mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni, setelah data menunjukkan harga-harga konsumen AS naik pada laju tercepat mereka dalam 31 tahun pada Oktober, menggarisbawahi tanda-tanda inflasi dapat tetap tinggi hingga tahun 2022.

"Angka yang kita lihat kemarin bisa menjadi dorongan kembali hingga mencapai US$1.900 dolar AS per ounce untuk emas," kata Haberkorn, menambahkan pasar tidak percaya kenaikan suku bunga adalah kemungkinan sekarang.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar bunga.

Emas telah mencapai tertinggi baru selama beberapa sesi terakhir setelah bank-bank sentral utama mengindikasikan pekan lalu suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat, dengan Federal Reserve mempertahankan pendiriannya bahwa inflasi "sementara".

Namun, sejak itu, pejabat Fed telah menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi yang bertahan lebih lama.

"Sementara narasi telah berkembang setelah pertemuan FOMC pekan lalu bahwa The Fed akan melihat melalui angka inflasi yang tinggi ... angka-angka ini (data IHK) cukup panas untuk mengguncang pasar," kata analis Saxo Bank Ole Hansen dalam sebuah catatan.

Analis pasar berpendapat bahwa jika harga emas bertahan di dekat US$1.850 minggu ini, arus masuk investor baru kemungkinan akan terwujud dan US$1.900 bisa menjadi target kenaikan berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper