Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM NOTES : Merger Indosat (ISAT) dengan Tri dan Saratoga (SRTG) Kejar Startup

Setelah melalui serangkaian perjalanan panjang dan perpanjangan tenggat, PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia akhirnya mencapai kata sepakat dalam negosiasi mereka untuk merger.
GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah melalui serangkaian perjalanan panjang dan perpanjangan tenggat, PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia akhirnya mencapai kata sepakat dalam negosiasi mereka untuk merger.

Lewat siaran pers, Ooredoo dan CK Hutchison mengungkapkan total nilai transaksi itu mencapai US$6 miliar atau sekitar Rp85,62 triliun. Perusahaan hasil gabungan keduanya akan diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.

Merger Indosat dan Tri tidak dapat dilepaskan dari sosok pemilik CK Hutchison Holdings Limited, Li Ka-Shing. Pria yang kini berusia 93 tahun itu merupakan orang terkaya Hong Kong periode 2021 versi Forbes.

1. Ada Crazy Rich Hong Kong dalam Merger Indosat ISAT & Tri

Lewat CK Hutchison Holdings Limited, gurita bisnis Li tersebar mulai dari perusahaan investasi pelabuhan, pengembang properti, hingga operator seluler.

Berdasarkan laporan Forbes dalam The World’s Real Time Billionaires, posisi nilai kekayaan Li senilai US$32,1 miliar per Kamis (16/9/2021). Posisi itu naik 1,06 persen atau US$343 juta dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Pembahasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.

saratoga
saratoga

Direktur Keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Lany Djuwita Wong (dari kiri) berbincang dengan Direktur Investasi Devin Wirawan, Hubungan Investor Albert Saputro, dan Direktur Portofolio Andi Esfandiari di sela-sela paparan publik seusai RUPS, di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

2. Kala Saratoga (SRTG) Aktif Berburu Startup

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) tampak agresif melakukan pendanaan kepada perusahaan rintisan di Indonesia.

Setidaknya dalam dua pekan terakhir, telah terdapat dua perusahaan rintisan yang mengumumkan perolehan putaran pendanaan, yang mana Saratoga terlibat di dalamnya.

Pada akhir pekan lalu salah satu startup asal Indonesia yang bergerak di bidang solusi e-commerce yakni Sirclo mendapatkan pendanaan senilai US$36 juta atau sekitar Rp515 miliar. Putaran pendanaan tersebut dipimpin oleh SRTG bersama dengan East Ventures. Selain kedua perusahaan itu, Traveloka, Sinar Mas Land, dan investor lainnya turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan itu.

Saratoga juga baru masuk sebagai salah satu investor di dana tambahan untuk putaran pendanaan seri B yang diterima oleh Fuse. Startup ini bergerak di sektor asuransi (insurtech).

Pembahasan lebih lanjut dapat Anda baca di sini.

astrapay
astrapay

AstraPay, aplikasi dompet digital garapan Grup Astra./Istimewa

 

3. AstraPay: Antara Gojek, Optimisme Ekosistem Astra (ASII), dan Bisnis "Bakar Uang"

Menyandang status investor Gojek tidak serta merta bikin Grup Astra asal nyemplung ke dalam ekosistem aplikasi super tersebut. Alih-alih mendekatkan diri dengan Gopay yang berstatus anak usaha Gojek, untuk mendorong digitalisasi layanan keuangannya Astra justru merintis platform dompet digital baru bernama AstraPay.

“Kami masih kecil, membutuhkan dukungan agar dapat berkembang dan diterima. Akan terintegrasi atau tidak [dengan Gopay], kami lihat perkembangannya nanti,” kata Direktur PT Astra International Tbk. (ASII) Suparno Djasmin ketika ditanya perihal potensi relasi dengan Grup Gojek dalam paparan daring, Rabu (15/9).

AstraPay memang masih berusia muda. Terlahir pada Juni 2020, platform ini juga baru sempurna dan meluncur secara resmi pada Rabu (15/9).

Pembahasan lebih lanjut dapat Anda baca di sini.

traveloka
traveloka

Model menunjukan aplikasi Traveloka di Jakarta./Bisnis-Dedi Gunawan

 

4. Munculnya Dua Unikorn Baru & Mengetatnya Peta Startup Asia Tenggara

Ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara tetap mampu berkembang di tengah tekanan pandemi Covid-19. Buktinya, kawasan Asia Tenggara terus mencetak sejumlah startup kelas unikorn, atau yang bervaluasi US$1 miliar.

Sebelumnya, berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, jumlah startup unicorn di Asia Tenggara tercatat 12 perusahaan. Jumlah itu bertambah dari sebelumnya yakni 11 pada 2019.

Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya adalah Bigo, Bukalapak, Gojek, Grab, Lazada, Razer, OVO, Sea Group, Traveloka, Tokopedia, VNG, dan VNPay.

Jumlah itu pun terus bertambah. Bahkan belum lama ini hanya dalam satu hari saja, yakni pada Rabu (15/9), terdapat dua startup Asia Tenggara yang mengumumkan diri masuk ke jajaran unikorn.

Pertama, di Indonesia terdapat perusahaan rintisan teknologi finansial atau fintech Xendit. Kedua, dari Singapura, marketplace Carousell juga tergabung dalam unicorn.

Pembahasan selanjutnya dapat Anda baca di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper