Bisnis.com, JAKARTA - Pemegang saham PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo dan CK Hutchinson memperpanjang tenggat pembahasan eksklusif untuk memutuskan nasib merger dua perusahaan.
Steve Saerang, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo, menyampaikan sesuai dengan pengumuman pemegang saham kedua perusahaan, hari ini, Ooredoo Group (Ooredoo) dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison), setuju untuk memperpanjang kembali periode eksklusivitas Memorandum of Understanding (MoU) yang tidak mengikat secara hukum.
"Hal itu sehubungan dengan kemungkinan transaksi menggabungkan PT Indosat Tbk (Indosat) dan PT Hutchison 3 Indonesia (3 Indonesia) sampai dengan 23 September 2021," paparnya dalam keterangan resmi, Senin (16/8/2021).
Kombinasi Indosat Ooredoo dan 3 Indonesia diharapkan dapat mempercepat proses transformasi digital di Indonesia dan menyatukan dua merek telekomunikasi seluler terkemuka di Indonesia untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi digital baru yang berkelas dunia.
Perusahaan gabungan yang tercipta akan memiliki skala dan kemampuan finansial untuk mendorong inovasi dan mempercepat transformasi Indonesia menjadi masyarakat digital
Sebelumnya, hari ini Senin (16/8/2021), adalah batas tenggat pembahasan eksklusif kedua pemegang saham untuk memutuskan nasib merger Indosat dengan 3 Indonesia, setelah diperpanjang sebanyak 2 kali.
Baca Juga
Sekadar informasi, hari ini, Senin (16/8/2021) adalah batas tenggat pembahasan eksklusif pemegang saham Tri dan Indosat untuk memutuskan nasib merger Indosat dengan 3 Indonesia. Kedua pemegang saham sempat memperpanjang tenggat sebanyak 2 kali.
Indosat dan Tri mencatatkan kinerja perusahaan yang berbeda selama pandemi. Indosat cenderung kokoh dengan membukukan pendapatan senilai Rp14,98 triliun pada kuartal II/2021, naik 11,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi tetap milik Indosat Ooredoo masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82,8 persen, 15,3 persen, dan 1,9 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021.
Pendapatan Selular meningkat sebesar 11,3 persen yoy pada semester I/2021, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan data yang mengimbangi penurunan pendapatan telepon, SMS, dan pendapatan handset.
Sementara itu, PT Hutchison 3 Indonesia, entitas anak CK Hutchison di Indonesia yang bergerak di bidang operator seluler, membukukan kontraksi pendapatan dan laba sepanjang semester I/2021. Penurunan pendapatan yang dibukukan Tri Indonesia berkisar 5,44 persen, dari posisi 3,95 juta dolar Hong Kong menjadi 3,75 juta dolar Hong Kong.
Nilai tersebut setara dengan Rp6,93 miliar [kurs Rp1.850 per dolar Hong Kong]. Sementara itu, kontraksi laba EBITDA menyentuh 9,89 persen ke posisi 810 juta dolar Hong Kong, atau sekitar Rp1,49 triliun.
Tri Indonesia merupakan kontributor utama pendapatan segmen bisnis CK Hutchison di Asia, yang terwakili lewat sebuah entitas bernama Hutchison Asia Telecommunications. Meski mengalami penurunan,
Tri Indonesia masih menjadi tulang punggung pendapatan CK Hutchison Holdings untuk sektor telekomunikasi di Asia. Tri juga mengeklaim telah melayani 44 juta pengguna hingga kuartal II/2021, jumlah tersebut sekitar 73 persen dari total pelanggan CK Hutchison di Pasar Asia, - tidak termasuk Hongkong.