Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Bukapalak.com Tbk (BUKA) dinilai dapat mampu keluar tren penurunan ketika investor menahan diri untuk melakukan aksi jual.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan penurunan harga saham BUKA dibandingkan pada hari pertamanya melantai di pasar modal dinilai akibat dari aksi ambil untung oleh investor.
"Jadi mungkin memang sudah ada yang punya saham Bukalapak tapi berniat untuk melakukan penjualan pada saat saham ini IPO dan hal tersebut dilakukan," jelasnya dalam acara Market 30 Minute, Senin (16/8/2021).
Jika melihat dari sisi permintaan dan penawaran, William berpendapat nilai penawarannya atau penjualannya lebih besar sehingga terjadi penurunan harga.
Dia menilai, saham BUKA saat ini masih dalam keadaan tertekan dimana terjadi aksi persaingan antara investor asing dengan lokal.
Menurutnya, hal yang perlu terjadi untuk mengubah tren penurunan ke arah penguatan adalah berhentinya tekanan aksi jual asing terhadap saham BUKA.
Baca Juga
"Jika saham BUKA tekanan asingnya bisa berhenti, bukan berarti langsung jadi peningkatan selama berhari-hari, mungkin saja akan ada konsolidasi dulu tetapi setidaknya pelemahan akan mereda," pungkasnya.
Lebih lanjut, William menjelaskan cepat lambatnya saham BUKA akan terbebas dari tekanan aksi jual bersih asing tergantung pada respons pelaku pasar lokal.
"Jadi tergantung investor lokalnya juga, apakah ada yang berani melakukan pembelian secara besar ketika terjadi penjualan dari investor asing," tuturnya.
Saham BUKA terpantau terkoreksi 6,81 persen pada akhir perdagangan Senin (16/8/2021) ke level Rp890 per saham. Selama perdagangan BUKA bergerak dalam rentang Rp890-Rp965.
Saham BUKA juga menjadi incaran asing dengan net buy sebesar Rp247,1 miliar. Sementara itu, nilai transaksi BUKA mencapai Rp978,44 miliar.