Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Emtek (EMTK) Diprediksi Menanjak Uji Level Resisten Rp2.460

Hari ini, saham EMTK terpantau naik 2,65 persen menjadi Rp2.320 per saham, menyusul pengumuman resmi kerja sama dengan konglomerasi Grup Salim.
Direktur Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) Alvin W. Sariaatmadja/Emtek
Direktur Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) Alvin W. Sariaatmadja/Emtek

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) diperkirakan bakal menguji level resisten Rp2.460 per saham seiring katalis positif yang menghinggapi perseroan.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan saham EMTK secara teknikal berpotensi mengalami rebound pada perdagangan Jumat (13/8/2021). Dia menargetkan level support untuk EMTK berkisar pada Rp2.130 sampai dengan Rp2.160.

“Resisten pada level Rp2.460 dan berpotensi kembali melemah jika tidak dapat menembus level tersebut,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (11/8/2021).

Pada penutupan perdagangan, saham EMTK terpantau naik 2,65 persen menjadi Rp2.320 per saham. Kenaikan saham itu ditopang oleh sentimen positif yang menaungin emiten Keluarga Sariaatmadja.

Pasalnya, EMTK telah resmi meneken kerja sama dengan konglomerasi Grup Salim.

Presiden Direktur Emtek Group Alvin Sariaatmadja mengatakan Grup Salim adalah salah satu pemegang saham yang telah mendukung upaya pengembangan Grup Emtek sejak semula.

“Kami beruntung memiliki mitra yang merupakan salah satu grup paling sukses dalam mengembangkan berbagai portofolio bisnis untuk menjadi salah satu pemain besar di kancah internasional,” katanya dalam siaran resmi Kamis (12/8/2021).

Di luar itu, JP Morgan menargetkan laba bersih EMTK bisa menyentuh Rp523 miliar dengan laba per saham Rp8,55 pada akhir tahun.

JP Morgan akan menurunkan status bila beberapa kondisi terpenuhi. Misalnya eksekusi yang lebih lemah dari perkiraan pada ekspansi bisnis digital di segmen jasa keuangan. Persaingan di marketplace E-Commerce untuk kota Tier 2-3 dan Warung O2O memburuk.

Lalu penurunan makro akibat gejolak ekonomi atau keluarnya dana asing akibat gejolak rupiah dan ketegangan politik selama tahun pemilihan.

Sementara itu, analis Indo Premier Sekuritas Elbert Setiadharma dan Kevie Aditya merekomendasikan beli bagi saham anak usaha Emtek, yakni PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA). Mereka menilai pedapatan dan laba bersih SCMA bakal menyentuh Rp5,6 triliun dan Rp1,1 triliun.

“Dengan peningkatan berkelanjutan dalam pangsa pemirsa dan belanja iklan, kami percaya bahwa SCMA harus dapat melanjutkan perbaikannya ke depan,” sebut analis Indo Premier dalam riset dikutip Selasa (3/8/2021).

Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mencatumkan status tahan. Menurutnya kinerja semester I/2021 SCMA akan baik jika dibandingkan dengan performa tahun lalu yang rendah. Namun, secara margin akan jauh lebih rendah pada periode tahun ini karena peningkatan biaya konten.

“Kami melihat tidak ada gunanya menambahkan SCMA saat ini karena penurunan pangsa pemirsa adalah masalah nyata yang masih perlu diselesaikan. Lalu, pertumbuhan EPS hanya 1 persen pada 2021,” tegasnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper