Bisnis.com, JAKARTA — Rencana bisnis menjanjikan yang belakangan lantang didengungkan Grup Mahaka terus menarik perhatian sejumlah investor. Terakhir, perusahaan asuransi PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia yang menampakkan ketertarikan mereka untuk berinvestasi pada saham PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI).
Tak tanggung-tanggung, aksi borong yang dilakukan Asuransi Generali membuat posisi mereka masuk sebagai pemegang saham MARI dengan kepemilikan di atas 5 persen per 12 Juli 2021. Tepatnya, dengan kepemilikan 314,11 juta lembar saham atau setara 5,98 persen.
1. Asuransi Generali Borong Saham Emiten Media Erick Thohir (MARI)
Bocornya ketertarikan tinggi Asuransi Generali membuat investor lain tidak kalah berbondong datang. Pada Senin (26/7) kemarin saham MARI melalui penguatan 8,21 persen dalam kurun sehari.
Sebagai informasi, sepanjang tahun berjalan alias year-to-date (ytd), saham MARI yang kini berada di harga Rp448 per saham telah menguat 414,94 persen dari posisi awal Rp87 per saham.
Lantas, bagaimana prospek emiten ini ke depannya? Ulasan selengkapnya dapat Anda baca di sini.
2. Saat Emtek (EMTK) Tak Malu-malu Lagi Muncul di Sekitar Grab
Selain gemerlap kenaikan saham MARI pada Senin (26/7), perhatian investor publik di pasar modal juga tertuju pada emiten yang menggeluti bisnis media lain yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK).
Perusahaan yang didirikan oleh konglomerat Eddy Sariaatmadja tersebut resmi menyepakati kerja sama dengan raksasa ride-haling Grab lewat program bertajuk Festival Kota Mapan.
Festival yang rencananya bakal dihelat di berbagai kota di Indonesia tersebut ditujukan untuk menggaet UMKM ke dalam ekosistem digital.
Dukungan datang dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Adanya dukungan besar ini merupakan sinyal positif terhadap prospek kemitraan EMTK dan Grab ke depannya.
Baik pihak EMTK maupun Grab secara terbuka juga telah menyiratkan bahwa kerja sama akan meluas ke bentuk-bentuk lain.
Bagaimanakah proyeksi kongsi bisnis anyar tersebut? Pembahasan selengkapnya ada di sini.
3. Indra Bakrie Kuasai Energi Mega (ENRG)
Di tengah persaingan sengit keluarga konglomerat, Grup Bakrie yang kerap tampak terombang-ambing berusaha mempertahankan eksistensi mereka.
Satu lini bisnis yang tampaknya belum akan dilepaskan Keluarga Bakrie barangkali adalah bisnis minyak dan gas (migas). Hal itu setidaknya tampak seiring makin dominannya posisi kepemilikan mereka terhadap PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG).
Masalahnya, setelah berbagai perkara utang dan penyelesaian sengketa lumpur Lapindo yang melelahkan, masihkah Keluarga Bakrie punya tenaga untuk tampil dominan pada segmen bisnis tersebut?
Proyeksi lebih lengkapnya dapat Anda simak di sini.
4. Strategi Indosat (ISAT) di Segmen Keuangan Digital
Emiten penyedia jaringan telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) bukan cuma disibukkan oleh negosiasi merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia.
Di tengah alotnya diskusi konsolidasi tersebut, perseroan juga tengah sibuk berburu talenta muda untuk melanjutkan visi mereka agar mampu tetap bersaing sebagai perusahaan telekomunikasi kelas wahid.
Pencarian talenta tersbut, dalam waktu dekat, bakal mencapai puncak seiring perhelatan kompetisi inovasi terbuka e-Wallet User Research 2021. Program yang bekerja sama dengan Universitas Telkom ini digulirkan untuk menyeleksi ide-ide kreatif dari talenta berbakat yang cocok diimplementasikan sebagai rencana jangka panjang perusahaan mengembangkan layanan dompet digital.
Ulasan lebih lanjut soal program ini, serta seberapa pentingnya bagi kelangsungan perusahaan dapat dibaca lebih lanjut di sini.
