Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Hasil Pertemuan The Fed, Gerak Harga Emas Masih Landai

Harga emas di pasar spot terpantau pada US$1.860,27 per troy ounce atau menguat 0,07 persen.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terpantau menguat tipis, meskipun masih di ksaran level terendahnya dalam empat pekan seiring dengan sikap investor yang menanti rampungnya pertemuan bank sentral AS, Federal Reserve.

Investor tengah mencari petunjuk terkait kebijakan moneter yang akan dilakukan The Fed ke depannya.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (16/6/2021) pukul 11.30 WIB, harga emas di pasar spot terpantau pada US$1.860,27 per troy ounce atau menguat 0,07 persen. Sementara itu, harga emas berjangka di bursa Comex juga tercatat naik 0,24 persen ke level US$1.860,80 per troy ounce

The Fed semakin mendekati jalan menuju normalisasi hubungannya dengan Washington dan Wall Street setelah selama 15 bulan terakhir memberikan dukungan ke pemerintah federal dan investor melalui pembelian obligasi senilai triliunan.

Bank Sentral AS diprediksi akan memulai diskusi awal terkait pengurangan program pembelian obligasi tersebut, meskipun langkah konkrit terkait kebijakan ini baru akan dilakukan beberapa bulan ke depan.

Adapun harga emas tengah terkoreksi setelah mencapai level tertinggi selama hampir lima bulan terakhir. Hal tersebut seiring dengan sikap investor yang mempertimbangkan sentimen tekanan inflasi dan respons dari The Fed.

Survei ekonom yang dilakukan Bloomberg memprediksi, pejabat The Fed dapat mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga acuan pada 2023, tetapi mereka diprediksi tidak akan mengurangi pembelian obligasi hingg Agustus atau September.

Commodities Analyst Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar mengatakan pelemahan harga emas yang belakangan terjadi utamanya disebabkan kekhawatiran pasar terhadap potensi pengetatan kebijakan moneter yang akan dilakukan The Fed.

“Penguatan pada dolar AS juga ikut membebani harga logam mulia,” katanya dikutip dari Bloomberg.

Dhar mengatakan, the Fed kemungkinan akan melihat kenaikan imbal hasil obligasi AS seri acuan 10 tahun dalam jangka menengah. Hal ini akan diikuti dengan penguatan dolar AS seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berjalan.

Kenaikan real yields diprediksi akan memunculkan tekanan koreksi pada harga emas. Sementara itu, pelemahan dolar AS dapat mendukung penguatan harga emas.

“Harga emas kemungkinan akan diperdagangkan pada level US$1.700 per troy ounce hingga US$1.900 per troy ounce,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper