Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Tenaga Kerja AS di Bawah Proyeksi, Wall Street Melesat

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,23 persen ke l34.653,63, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,55 persen dan Nasdaq Composite naik 1 persen.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat dan dolar AS melemah pada perdagangan Jumat (4/6/2021) menyusul data tenaga kerja AS yang positif, meskipun di bawah konsensus analis.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,23 persen ke l34.653,63, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,55 persen dan Nasdaq Composite naik 1 persen.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data tenaga kerja nonpertanian (nonfarm payroll) meningkat pada 559.000 bulan lalu setelah direvisi naik 278.000 pada April.

Data ini lebih rendah dari median perkiraan dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom yang memproyeksikan 675.000. Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 5,8 persen, sedangkan tingkat partisipasi tenaga kerja sedikit berubah.

Imbal hasil Treasury jangka panjang sedikit berubah, dolar AS melemah dan bursa berjangka AS menguat menyusul data nonfarm payroll ini.

Bitcoin jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga hari setelah tweet dari Elon Musk tampaknya mengisyaratkan potensi perpecahan antara CEO Tesla Inc. dan cryptocurrency.

Saham teknologi Megacap mendorong Nasdaq 100 menuju kenaikan satu hari terbaiknya dalam hampir dua minggu.

Dengan saham yang sebagian besar tenang akhir-akhir ini, para pedagang menilai data ekonomi Jumat untuk petunjuk mengenai kebijakan moneter Federal Reserve selanjutnya.

"Ini adalah bulan kedua berturut-turut di mana jumlahnya meleset," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi Independent Advisor Alliance, setelah data nonfarm payroll dirilis, dilansir Bloomberg, Jumat (4/6/2021).

“Bulan ini ekspektasinya lebih rendah lagi, tapi kami masih meleset. Hasil jangka pendeknya adalah bahwa pasar obligasi kemungkinan akan tetap stabil karena ada sedikit ketakutan bahwa The Fed akan dipaksa dan efek limpahan akan menjadi pasar saham yang relatif stabil," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper