Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak sawit parkir di level tertinggi dalam perdagangan dua pekan terakhir seiring dengan masih diterapkannya kebijakan lockdown di Malaysia dan reli harga komoditas agrikultur lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan pasar Kamis (3/6/2021) harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) di bursa Malaysia untuk kontrak Juli 2021 parkir di level 4.158 ringgit per ton, naik 1,61 persen atau 66 poin.
Level itu merupakan penutupan tertinggi harga CPO di bursa Malaysia dalam perdagangan dua pekan terakhir. Sepanjang tahun berjalan 2021, harga CPO menguat 9,57 persen.
Manajer Senior Komoditas Phillip Futures Avtar Sandu mengatakan bahwa momentum kenaikan harga CPO didorong oleh harga minyak kedelai di bursa Chicago dan Dalian.
Harga minyak kedelai menguat karena eksportir terbesar, Brasil, mengalami kekeringan parah yang menghambat produksi. Bahkan, Pemerintah Brasil telah mengeluarkan peringatan darurat air yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Sebagian besar prakiraan cuaca menunjukkan kondisi yang lebih kering di beberapa daerah penanaman kedelai utama Brasil masih akan berlangsung setidaknya hingga minggu depan,” ujar Sandu dikutip dari Bloomberg, Kamis (3/6/2021).
Baca Juga
Selain itu, kebijakan lockdown di Malaysia, produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia, juga telah meningkatkan ketidakpastian karena pembatasan akan memperburuk kekurangan tenaga kerja yang sudah parah pada saat produksi berpotensi pulih karena faktor musiman.
Di sisi lain, ekspektasi pemulihan permintaan juga tengah mendukung pasar.
China, importir minyak sawit terbesar kedua di dunia, telah meningkatkan pembelian setelah penurunan persediaan domestik mendorong harga dan meningkatkan margin keuntungan importir, menurut China National Grain and Oils Information Center.