Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas dinilai akan kembali bersinar pasca Ramadan dan Lebaran 2021. Harga ayam yang relatif stabil dan peningkatan permintaan saat Ramadan bisa mendongkrak kinerja.
Analis Aldiracita Sekuritas Timothy Gracianov menuturkan untuk harga ayam broiler menjelang Lebaran terlihat kenaikan menjadi di sekitar Rp21.000--Rp22.000 per kilogram untuk wilayah Jawa Barat.
"Salah satu kabupaten di Jawa Timur bahkan diestimasi demand di daerahnya naik di sekitaran 5 persen. Kenaikan harga selama musim Lebaran ini mungkin akan masih dirasakan hingga akhir Mei," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (16/5/2021).
Kendati memiliki kemungkinan cuan selama Lebaran tersebut, faktor risikonya kembali ke kebergantungan industri terhadap aksi pemerintah dalam mengatur suplai ayam di pasar.
Selain itu, margin pakan ternak akan tertekan pada sepanjang tahun ini karena harga bahan baku seperti jagung lokal dan soybean meal yang lebih mahal.
Equity Analyst Phillip Sekuritas Michael Filbery menjelaskan prospek emiten poultry menjelang Ramadan cukup positif, seiring dengan peningkatan harga broiler dan DOC.
"Peningkatan harga broiler dapat meningkatkan ASP segmen broiler pada emiten-emiten unggas. Level harga yang menguntungkan ini ditunjang kecenderungan meningkatnya demand masyarakat terhadap produk commercial farm [broiler]," paparnya kepada Bisnis.
Hal ini bisa dilihat dari peningkatan harga pasar broiler mencapai harga referensi broiler dari pemerintah yakni Rp21.000 per kg. Level harga ini akan menunjang pendapatan beberapa pemain khususnya pada segmen broiler dan DOC pada kuartal II/2021.
Michael kemudian merekomendasikan beberapa emiten-emiten unggas yang dapat dicermati antara lain JPFA direkomendasikan beli dengan target price (TP) 2.250 dan MAIN dengan TP 1.000.
Adapun, Timothy merekomendasikan beli untuk tiga emiten unggas utama yakni MAIN dengan target price 1.170, JPFA dengan TP 2.600, dan CPIN dengan TP 6.850.