Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bitcoin Sempat Anjlok, Begini Proyeksinya Sampai Akhir Tahun

Barga Bitcoin rebound pada hari Senin (26/4/2021) karena pelaku pasar memanfaatkan anjloknya harga untuk melakukan buyback.
Ilustrasi representasi bitcoin. /Bloomberg
Ilustrasi representasi bitcoin. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA—Setelah bergerak dalam tren menanjak beberapa waktu terakhir, Bitcoin menunjukan volatilitasnya.

Pada perdagangan Jumat lalu, aset kripto besutan Satoshi Nakamoto ini anjlok 7,9 persen ke level US$47.525, di bawah rata-rata pergerakan Bitcoin selama 100 hari terakhir. Padahal, pada 14 April lalu Bitcoin sempat menyentuh rekor tertingginya di level US$64.870

Kemudian harga Bitcoin rebound pada hari Senin (26/4/2021) karena pelaku pasar memanfaatkan anjloknya harga untuk melakukan buyback.

Dilansir Bloomberg, cryptocurrency dengan valuasi terbesar tersebut rebound hingga 9,6 persen ke level US$52.747 atau Rp767 juta (kurs Rp14.548.US$) dan diperdagangkan sekitar level US$52.500 atau RP763,7 juta pada pukul 12.00 waktu Hong Kong.

Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan penurunan Bitcoin karena kenaikan Bitcoin dan aset kripto lainnya telah menguat cukup signifikan dalam 3 bulan terakhir ini sehingga secara analisa teknikal memang akan terjadi koreksi.

Selain itu, Sutopo menyebut tekanan juga datang dari berita negatif tentang CEO dari platform transaksi cryptocurrency , Thodex Exchanger  dari Turki, Fatih Faruk Ozer yang menghilang dan membawa kabur aset investor senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp29 triliun. 

“Sehingga kemarin berbagai aset crypto terjun cukup dalam, ada aset yang turun hingga 40 persen tapi sekarang mulai naik kembali,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis belum lama ini. 

Akan tetapi, Sutopo memperkirakan tren koreksi Bitcoin belum akan berakhir. Menurutnya, dalam jangka pendek mata uang kripto ini masih berpotensi untuk turun sekitar 20—40 persen dari posisi saat ini sebelum selanjutnya akan berbalik menguat. 

Sutopo menilai sebagian trader telah memahami volatilitas dan risiko aset kripto sehingga seharusnya penurunan ini merupakan hal biasa. Namun, dia menyebut tren penurunan yang mendadak ini dapat membuat “shock theraphy” bagi para investor baru.

“Kalau terjadi penurunan yang dalam akan membikin mereka, terutama investor baru kapok. Tapi setelah harga kembali naik, biasanya akan FOMO lagi, biasa begitu tipe investor kita,” katanya.

Dia menyebut pada akhir tahun ini Bitcoin diprediksikan akan berada di area US$70,000—US$80,000 atau sekitar Rp900 miliar—Rp1,2 triliun.

Dengan proyeksi tersebut, Sutopo mengatakan untuk jangka panjang investor dapat tetap menahan koin-koin yang paling populer seperti Bitcoin,  Ethereum, Binance Coin, dan OKEx’s.

Sementara bagi yang melakukan trading jangka pendek, bisa melakukan penjualan karena harganya masih akan terkoreksi, kemudian dapat menunggu hingga harga aset turun untuk kembali masuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper