Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Saham LQ45 Bikin IHSG Loyo Sesi I

Pada akhir sesi I perdagangan Senin (19/4/2021), IHSG ditutup melemah 0,54 persen atau 32,66 poin menjadi 6.053,59. Sepanjang sesi indeks bergerak di rentang 6.049,78-6.096,99.
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada sesi I seiring dengan aksi jual investor asing pada saham-saham Indeks LQ45.

Pada akhir sesi I perdagangan Senin (19/4/2021), IHSG ditutup melemah 0,54 persen atau 32,66 poin menjadi 6.053,59. Sepanjang sesi indeks bergerak di rentang 6.049,78-6.096,99.

Terpantau 218 saham menguat, 241 saham melemah, dan 165 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp5,02 triliun, dengan aksi jual bersih investor asing atau net sell senilai Rp71,1 miliar.

Saham PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) mencatatkan net sell Rp207,7 miliar. Selebihnya, saham-saham LQ45 memenuhi daftar net sell, seperti INKP dengan net sell Rp19,3 miliar, TOWR Rp13,3 miliar, WIKA Rp10,4 miliar.

Equity Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah menyampaikan sentimen pergerakan IHSG sesi satu hari ini cenderung minim. Para pelaku pasar sendiri cenderung wait and see serta lebih terfokus pada hasil dari keputusan bank Indonesia hari selasa (20/4/2021).

"Keputusan BI yang ditunggu terkait suku bunga (Interest rate decision) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), Lending Facility Rate, dan Deposit Facility Rate," paparnya, Senin (19/4/2021).

Jika dikaitkan dengan kondisi ekonomi domestik saat ini, Bank Indonesia diprediksi masih akan menahan suku bunganya, dengan harapan agar dengan tren suku bunga yang cenderung rendah ini masyarakat dapat meningkatkan kembali konsumsi dan belanjanya melalui kredit pinjaman bank.

Menurut Regina, proyeksi untuk suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) diperkirakan masih akan tertahan di level 3,50 persen berdasarkan konsensus Trading Economics.

Hal yang mendasarinya adalah kondisi ekonomi saat ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 2020 cenderung lebih baik. Namun, jika dibandingkan ladengan kondisi normal sebelum adanya Covid-19 masih belum sepenuhnya pulih.

"Sehingga wajar apabila nanti Bank Indonesia masih menahan suku bunganya," imbuh Regina.

Kekhawatiran akan lonjakan kasus Covid-19 juga masih sedikit banyak berpengaruh terhadap pergerakan indeks, meskipun program vaksinasi terus berjalan hingga kini serta pergerakan kurvanya juga cenderung melandai. Dengan demikian, adanya sentimen dari beberapa data ekonomi terhadap IHSG cenderung tertahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper