Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis memberikan rekomendasi overweight untuk saham-saham emiten operator telekomunikasi seiring dengan trafik data yang terus bertumbuh dan yield data berpeluang ternormalisasi.
Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan fokus pasar pada tahun ini akan mengarah ke lelang spektrum 2.300 MHz dan konsolidasi perusahaan operator telekomunikasi.
“Kami perkirakan PT Telkom Indonesia [Persero] Tbk. [TLKM] berpotensi memenangkan lelang didukung arus kas yang kuat. Untuk mendapatkan alokasi spektrum tambahan, operator harus memiliki anggaran yang cukup besar,” tulis Venny dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Minggu (18/4/2021).
Dia menunjukkan sejauh ini hanya TLKM yang terlihat siap dari sisi pendanaan lewat kas internal mengingat pendapatan bersih TLKM Rp16,68 triliun per September 2020.
Selain itu, alokasi belanja modal (capital expenditure) dari TLKM tahun ini dipatok sekitar Rp35,9 triliun atau sekitar 25 persen dari total pendapatan.
TLKM pun telah berkomitmen untuk memenuhi kewajiban yang ditetapkan Kemkominfo untuk memanfaatkan frekuensi tersebut dalam mengembangkan teknologi 5G.
Di sisi lain, proses merger dan akuisisi (M&A) antara PT Indosat Ooredoo Tbk. (ISAT) dengan CK Hutchison Holdings Ltd. akan membawa ISAT menjadi operator telekomunikasi kedua terbesar di Indonesia setelah TLKM.
Apabila setelah merger nantinya ISAT dan Tri dapat mempertahankan kepemilikan spektrum, perseroan berpotensi memegang pangsa pasar spektrum terbesar 34,4 persen atau melebihi pangsa TLKM.
Venny pun memberikan rekomendasi beli untuk TLKM dengan target harga Rp4.000 dan EXCL dengan target harga Rp2.700. Sementara itu, ISAT diberi rekomendasi tahan karena belum memasukkan perhitungan setelah merger dengan target harga Rp5.650.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As’ad menambahkan selain M&A, penjualan menara juga akan menjadi katalis positif untuk ISAT.
Adapun, ISAT telah merampungkan penjualan 4.200 menara ke PT EPID Menara AssetCo (Edge Point Indonesia) senilai US$750 juta atau setara dengan Rp10,8 triliun (kurs rupiah Rp14.481 per dolar AS).
“ISAT meningkatkan ekspansi jaringan 4G pada 2020 menjadi 30,9 persen yoy dan mengurangi jaringan 2G dan 3G. Kami menilai strategi ini akan membawa layanan yang lebih baik bagi pelanggan di masa depan,” tulis Muhammad As’ad dalam riset.
Dia pun memberikan rekomendasi beli untuk saham ISAT dengan target harga Rp7.500. Saat ini ISAT diperdagangkan pada 4,1 kali dari EV/EBITDA yang sedikit lebih tinggi dari rata-rata 5 tahun.
Berdasarkan konsensus analis di Bloomberg, sebanyak 39 analis merekomendasikan beli saham TLKM dan 1 analis merekomendasikan hold. Target harga rata-rata TLKM dari konsensus senilai Rp4.236.
Selanjutnya, sebanyak 19 analis merekomendasikan beli, 9 analis merekomendasikan hold, dan 7 analis merekomendasikan jual saham ISAT dengan target harga rata-rata Rp6.216. Sementara 33 analis merekomendasikan beli dan 2 analis merekomendasikan tahan saham EXCL dengan target harga rata-rata Rp3.306.
Di lantai bursa, saham TLKM ditutup stagnan di level Rp3.360 pada akhir perdagangan Jumat (16/4/2021), EXCL melemah 1,95 persen menjadi Rp2.010, dan ISAT menguat 0,77 persen menjadi Rp6.525.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.