Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan betah di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (17/3/2021). Kendati demikian, sejumlah saham masih menarik dikoleksi.
Propening, IHSG naik 0,13 persen atau 8,37 poin menjadi 6.318,07. Dari seluruh saham Indeks LQ45, sejumlah 19 saham naik, 9 turun, dan 17 stagnan.
Pada pukul 09.01 WIB, IHSG naik tipis 0,04 persen atau 2,56 poin menuju 6.312,26. Terpantau 149 saham naik, 80 saham koreksi, dan 203 saham stagnan.
Investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp10,32 miliar. Saham TLKM, BMRI, TINS menjadi buruan utama dengan net buy masing-masing Rp4,9 miliar, Rp3,5 miliar, dan Rp1,9 miliar.
Sementara itu, saham BBRI, INCO, dan BBCA menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net sell masing-masing Rp1,3 miliar, Rp621,5 juta, dan Rp423,3 juta.
Di jajaran top gainers, saham VIVA, HRME, PTPP, WSKT, WIKA melonjak masing-masing 10 persen, 8,96 persen, 2,25 persen, 2,12 persen, 2,09 persen.
Baca Juga
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG terlihat masih betah bergerak dalam rentang konsolidasi wajar, sedangkan fluktuasi dari nilai tukar rupiah serta harga komoditas disinyalir masih akan memberikan sentimen terhadap pola gerak IHSG.
Jika terjadi koreksi wajar terhadap IHSG, para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek. Hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 6.260 - 6389
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang memperkirakan indeks komposit akan kembali melemah pada perdagangan hari ini, setelah dua hari mengalami koreksi.
"Menurut perkiraan saya, IHSG nampaknya akan betah berada di teritori negatif alias melemah kembali dalam perdagangan Rabu ini," jelasnya dalam riset harian, Rabu (17/3/2021).
Hal ini seiring turunnya DJIA sebesar 0,39 persen, EIDO turun 0,22 persen serta turunnya harga beberapa komoditas seperti minyak turun 0,44 persen, batu bara turun 0,28 persen, nikel turun 0,48 persen, timah turun 0,46 persen serta harga CPO turun terparah sebesar 3,20 persen.
Pelemahan ini terjadi di tengah kembali naiknya yield obligasi AS tenor 10 tahun menjadi 1,6210 persen, melemahnya rupiah, serta penantian keputusan hasil rapat bulanan Bank Indonesia dan The Fed.
Dia memproyeksikan hari ini indeks bergerak di rentang 6.267-6.361.