Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN pertambangan, PT Timah Tbk., bakal mengerek kontribusi segmen bisnis batu bara sebagai salah satu upaya memacu kinerjanya tahun ini.
Direktur Keuangan Timah Wibisono mengatakan bahwa perseroan melalui salah satu entitas usahanya PT Tanjung Alam Jaya akan meningkatkan tingkat produksi batu bara pada 2021 menjadi sekitar 500.000 ton hingga 750.000 ton.
Untuk diketahui, hasil tambang batu bara milik emiten berkode saham TINS itu mengandung kalori sebesar 6.200 kcal, atau termasuk batu bara berkalori tinggi. Kenaikan volume produksi tersebut pun seiring dengan tren penguatan harga batu bara global sejak akhir 2020.
Pada penutupan perdagangan Senin (15/3/2021) harga batu bara Newcastle untuk kontrak April 2021 di bursa ICE parkir di level US$88,2 per ton, naik 0,51 persen. Sepanjang tahun berjalan 2021, harga batu bara naik 8,69 persen.
“Kami harapkan nantinya [segmen bisnis batu bara] dapat berkontribusi signifikan terhadap keseluruhan kinerja PT Timah,” ujar Wibisono, Senin (15/3/2021).
Adapun, pada 2020 TINS mencatatkan pendapatan sebesar Rp15,21 triliun, turun 21,33 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp19,34 triliun.
Baca Juga
Hampir seluruh segmen pendapatan mengalami penurunan kinerja, tetapi segmen batu bara berhasil mencetak kinerja cukup impresif. Total pendapatan batu bara naik 213 persen menjadi Rp122,06 miliar.
Sepanjang tahun lalu, penjualan batu bara perseroan mayoritas diekspor dengan negara tujuan antara lain China, Vietnam, dan Filipina.
Di sisi lain, Wibisono mengaku bahwa diversifikasi bisnis perseroan ke tambang batu bara tersebut telah mendapatkan persetujuan oleh Kementerian BUMN.
Dia menjelaskan tambang batu bara yang terletak di Kalimantan Selatan tersebut telah dimiliki Timah sejak awal 2000.