Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah, Harga Emas Melonjak ke Atas US$1.800

Kenaikan harga emas terjadi seiring dengan ekspektasi kenaikan inflasi memicu kekhawatiran valuasi ekuitas dan mendorong investor beralih ke logam mulia. Nilai dolar AS yang lebih lemah juga memberikan dukungan lebih lanjut terhadap emas..
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia tembus per US$1.800 troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia tembus per US$1.800 troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terangkat hampir 1,75 persen pada akhir perdagangan Senin (22/2/2021) atau Selasa pagi WIB, mencatat keuntungan untuk hari ketiga berturut-turut.

Mengutip Antara, kenaikan harga emas terjadi seiring dengan ekspektasi kenaikan inflasi memicu kekhawatiran valuasi ekuitas dan mendorong investor beralih ke logam mulia. Nilai dolar AS yang lebih lemah juga memberikan dukungan lebih lanjut terhadap emas.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan April di divisi COMEX New York Exchange, melonjak 31 poin atau 1,74 persen menjadi ditutup pada US$1.808,40 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (19/2/2021), emas berjangka menguat 2,4 poin atau 0,14 persen menjadi US$1.777,40.

"Kami melihat aliran investasi ke emas karena pelaku pasar semakin cemas tentang kenaikan suku bunga riil yang dapat memengaruhi valuasi ekuitas," kata ahli strategi komoditas TD Securities Daniel Ghali menunjuk pada kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai level tertinggi hampir satu tahun, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Namun, meningkatnya imbal hasil riil dan kekhawatiran inflasi membuat valuasi ekuitas terlihat lebih longgar dan mendorong investor menuju aset-aset safe-haven seperti emas, yang secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

"Dolar saat ini sedang rendah dan itu mendukung. Alasan sebenarnya untuk kenaikan harga emas dalam jangka panjang adalah kemungkinan kenaikan inflasi," kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.

Indeks dolar turun 0,4 persen ke level terendah lebih dari 1 bulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Paket stimulus AS senilai US$1,9 triliun secara luas diperkirakan akan disahkan di akhir pekan ini, meningkatkan harapan pemulihan ekonomi yang cepat tetapi dengan biaya kenaikan inflasi.

Investor juga mengamati kesaksian Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell tentang Laporan Moneter Setengah tahunan ke Kongres pada hari Selasa waktu setempat.

The Fed dan bank-bank sentral terkemuka lainnya telah menggantungkan harapan mereka pada suku bunga sangat rendah untuk mengeluarkan ekonomi dari kejatuhan akibat pandemi COVID-19.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 3,05 persen menjadi ditutup pada US$28,085 per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 0,84 persen menjadi US$1.282,30 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper