Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Musim Lapkeu Emiten, Bursa Asia Variatif

Fokus investor akan tertuju kepada laporan kinerja emiten di tengah kekhawatiran varian baru virus corona dan ketidakpastian paket stimulus AS.
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak variatif pada awal perdagangan Rabu (27/1/2021) setelah mencatat penurunan dalam dua bulan kemarin.

Pada perdagangan hari ini, fokus investor akan tertuju kepada laporan kinerja emiten di tengah kekhawatiran varian baru virus corona dan ketidakpastian paket stimulus AS.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix dan Nikkei 225 menguat masing-masing 0,7 persen dan 0,51 persen, indeks Hang Seng menguat 0,56 persen, sedangkan indeks Kospi naik 1,19 persen.

Di sisi lain, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 di China melemah 0,05 persen dan 0,13 persen, sedangkan indeks S&P/ASX200 Australia terkoreksi 0,68 persen.

Kontrak Nasdaq 100 melonjak menyusul laporan pendapatan yang kuat dari Microsoft Corp. Kontrak S&P 500 mengalami kenaikan yang lebih moderat setelah indeks utama berakhir di zona merah.

Microsoft mengatakan penjualan pada kuartal fiskal kedua naik lebih cepat dari perkiraan berkat permintaan jasa komputasi awan yang tinggi, sementara Advanced Micro Devices Inc. optimistis kinerja akan membaik menyusul kuatnya permintaan terhadap chipset buatan perusahaan.

Saham global sebagian besar berfluktuasi di kisaran rekor tertinggi menjelang musim laporan pendapatan perusahaan AS pekan ini. Di sisi lain, varian baru virus corona yang memicu lockdown dan pembatasan lainnya membebani selera investor.

Investor juga mencari kejelasan lebih lanjut menvenai jadwal rencana stimulus Covid-19 senilai US$1,9 triliun dari Presiden AS Joe Biden.

"Agar perdagangan yang dibuka kembali benar-benar memiliki ketahanan, perlu adanya partisipasi yang lebih luas di seluruh pasar," kata kepala strategi investasi Northern Trust Jim McDonald, seperti dikutip Bloomberg.

“Peluncuran vaksin virus adalah perkembangan terpenting untuk membantu memberikan kepercayaan terhadap pemulihan ekonomi,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper