Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diprediksi Memerah, Ini Sejumlah Alasannya!

IHSG akan dipengaruhi oleh sentimen dari dalam negeri dan global, antara lain berlanjutnya penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan pelemahan pada pembukaan perdagangan pekan ini, Senin (25/1/2021). Sentimen lokal seperti dilanjutkannya penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan global akan memengaruhi indeks.

Pada penutupan perdagangan Jumat (22/1/2021), indeks komposit ditutup terkoreksi signifikan 1,66 persen ke level 6307.13. Sektor pertambangan melemah paling tajam sebesar 4.09 persen, sedangkan properti terkoreksi 2.60 persen. 

Head Equity Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat menuturkan secara teknikal IHSG bergerak turun menguji support rata-rata pergerakan 20 hari (MA20) di kisaran 6.237 yang juga tepat dilevel lower bollinger bands dan bullish trend line. 

"Indikator RSI dan Stochastic terkonsolidasi negatif serta MACD yang bergerak bearish. Sehingga diperkirakan IHSG masih akan cenderung tertekan di perdagangan selanjutnya dengan support dan resistance di level 6.230-6.372," ungkapnya, Senin (25/1/2021).

Pelemahan Indeks komposit pekan lalu ditekan oleh saham-saham di sektor Pertambangan (-4.09 persen) dan Property (-2.60 persen) turun signifikan dengan saham ANTM (-6.8 persen) dan INCO (-5.9 persen) jatuh.

Pelemahan ini akibat investor melakukan aksi ambil untung pasca penguatan signifikan hingga dianggap memasuki level overvalue secara valuasi. 

"Pelemahan ekuitas global diakhir pekan menyeret optimisme investor setelah Joe Biden dikatakan tidak akan melunak dengan China. Investor asing tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp69,83 miliar," katanya.

Adapun pada penutupan pekan lalu, mayoritas indeks saham Asia ditutup melemah kecuali CSI300 (+0.09 persen) yang ditutup tipis pada zona positif. Indeks Nikkei (-0.44 persen), Topix (-0.22 persen) dan Hang Seng (-1.60 persen) turun di akhir pekan.

Pembatasan yang mulai intensif dari Eropa hingga Asia membuat investor bersikap hati-hati.

Sementara itu, bursa saham AS merosot dari rekor tertinggi karena Investor menjadi cemas akan virus yang lebih banyak menghambat pertumbuhan ekonomi dari yang diharapkan. 

Dow Jones melemah 0.57 persen sedangkan indek S&P500 turun 0.30 persen. Investor pun melihat potensi penguatan yang menjenuh setelah didorong oleh Kebijakan moneter Fed dan pelantikan Presiden AS yang berjalan lancar. Joe Biden mendorong stimulus tambahan US$1,9 triliun untuk memerangi virus. 

Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; ACES, BSDE, LSIP, SMRA, SRIL, SSMS.

Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah Jawa-Bali hingga 8 Februari 2020. Satu alasannya adalah jumlah penularan virus Corona yang tidak melandai dan tingkat keterisian rumah sakit yang semakin sedikit.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Airlangga menuturkan ada perbedaan peraturan yang akan diterapkan pada PPKM jilid kedua. Waktu operasional pusat perbelanjaan, mal dan restoran diperpanjang satu jam. Perbedaan aturan ini didorong oleh kondisi penularan Covid-19 yang mulai melandai.

Pada PPKM periode pertama, operasional pusat perbelanjaan, mal dan restoran dibatasi hingga pukul 19.00 waktu setempat. "Pada PPKM kali ini (perpanjangan) jam operasional dibuka hingga pukul 20.00 waktu setempat," kata Airlangga pada konferensi pers, Kamis (21/1/2021).

Sementara itu aturan lain PPKM tidak berubah. Perusahaan wajib menerapkan kerja dari rumah (work from home) terhadap 75 persen karyawan. Kegiatan belajar-mengajar tetap dilakukan secara online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper