Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas anjlok dalam sepekan terakhir menyusul kondisi politik di Amerika Serikat yang berangsur kondusif pascaperalihan kekuasaan yang penuh drama. Presiden Donald Trump yang sempat memicu kericuhan di Capitol Building akhirnya lengser dan digantikan Presiden Terpilih Joe biden.
Pada sesi terakhir pekan ini, harga emas anjlok lebih dari empat persen setelah menguat sehari sebelumnya. Harga emas berjangka Comex ditutup melemah 4,09 persen ke level US$ 1.835,40 per ounce, terendah sejak 14 Desember 2020. Sehari sebelumnya, Kamis (7/1/2021), emas berjangka menguat 0,26 persen menjadi US$1.913,60 per ounce.
Laporan ketenagakerjaan yang negatif tidak mendukung apapun terhadap peningkatan harga emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (8/1/2021) bahwa Amerika Serikat kehilangan 140.000 pekerjaan pada Desember, setelah memperoleh 336.000 pekerjaan pada November.
"Emas mengalami pergeseran fundamental yang besar bagi banyak investor dan mereka mulai meninggalkan perdagangan safe haven," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA dilansir dari Antara, Sabtu (9/1/2021).
Untuk diketahui, Partai Demokrat berhasil menguasai Senat setelah mendapat dua kursi dalam pemilihan di negara bagian Georgia. Hal ini membuat agenda stimulus ke depan berpeluang semakin mulus.
Sejak Presiden AS Donald Trump telah menyetujui transisi kekuasaan yang teratur, ada beberapa "aksi ambil untung sementara," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
Baca Juga
"Setelah emas menembus di bawah 1.900 dolar, beberapa pedagang terus mengeksekusi perintah jual."