Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Targetkan Transaksi Harian 2021 'Cuma' Rp8,8 Triliun

Target tersebut lebih rendah dari pencapaian tahun ini, yakni Rp9,18 triliun per 29 Desember 2020.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi (tengah) didampingi Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna (kanan) dan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Risa E. Rustam memberikan keterangan pada paparan publik perusahaan di Jakarta, Rabu (26/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi (tengah) didampingi Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna (kanan) dan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Risa E. Rustam memberikan keterangan pada paparan publik perusahaan di Jakarta, Rabu (26/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia menargetkan rata-rata transaksi harian atau RNTH bursa mencapai Rp8,8 triliun pada 2021.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) 2021 kepada Otoritas Jasa Keuangan.

“Kami sampaikan RKAT 2021 itu [RNTH] mencapai Rp8,8 triliun. Kami optimistis itu tercapai,” ujar Inarno saat konferensi pers penutupan perdagangan BEI, Rabu (30/12/2020).

Adapun, target tersebut sesungguhnya lebih rendah daripada pencapaian tahun ini. BEI mencatat RNTH hingga 29 Desember 2020 mencapai Rp9,18 triliun.

Selain itu, BEI juga menargetkan jumlah perusahaan tercatat yang melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering/IPO pada 2021 hanya sebesar 30 perusahaan.

Lagi-lagi, target tersebut lebih rendah dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang melantai bursa sepanjang 2020, yaitu sebesar 51 perusahaan tercatat.

Padahal, realisasi tersebut mengantarkan Indonesia menjadi bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Asia Tenggara. Tak hanya itu, jumlah IPO di bursa Indonesia sepanjang 2020 menduduki posisi terbanyak ke-6 di dunia. Indonesia mengekor bursa Shanghai (180), Nasdaq (119), Shenzhen (115), Hong Kong (99) IPO, dan Jepang (54).

Kendati target tersebut lebih rendah, Inarno mengaku pihaknya memiliki ruang untuk melakukan peninjauan ulang dan merevisi RKAT tersebut kepada OJK tahun depan.

“Jangan khawatir, kami akan mereview gradually dan melihat perkembangan bulan ke bulan apakah target ini relevan atau kami bisa tingkatab. Kami bisa revisi kembali RKAT,” papar Inarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper