Menilik Peran Equine Global dalam Transformasi Digital

Equine Global berpengalaman dalam memberikan asistensi pada proses transformasi bisnis dan digital perusahaan.
Foto: Dok. Equine Global
Foto: Dok. Equine Global

Bisnis.com, JAKARTA- Berdasarkan survei, lebih dari 80% pemimpin perusahaan mengharapkan perubahan signifikan terkait model bisnis untuk mendongkrak produktivitas.

Perubahan model bisnis tersebut salah satunya dengan melakukan penetrasi transformasi digital yang kian dalam sehingga menjadi perusahaan cerdas (intelligent enterprise), sehingga mampu memutuskan kebijakan dengan lebih cepat dan dengan resiko yang lebih rendah.

Untuk menyukseskan sebuah transformasi ini, dibutuhkan sentuhan perusahaan teknologi informasi berpengalaman memberikan asistensi dalam proses transformasi tersebut, seperti yang dilakukan Equine Global.

Hendra Kusumawidjaja, Chief Operation Officer (COO) Equine Global menceritakan bahwa perusahaan yang turut digawangi olehnya memang masih berusia belia, berdiri pada 2011. Meski demikian, para pendirinya boleh dikatakan merupakan pemain lama di bidang teknologi informasi (TI), termasuk dirinya yang sudah berkecimpung di dunia tersebut selama 32 tahun.

“Kami mengamati situasi IT di Indonesia sehingga memutuskan membentuk Equine Global untuk meraih peluang yang ada karena perkembangan bisnis yang cukup bergairah,” ujarnya.

Pada mulanya, area yang digeluti mencakup infrastruktur (IT Infrastructure)  dan konsultan strategis (strategic consulting). Perlahan, pihaknya mulai mengembangkan solusi-solusi baru seperti solusi aplikasi ( IT Solution Application) , dan IT Expert Services (Penyediaan tenaga programmer). Jangkauan pasar meliputi industri sales-distribusi, jasa, manufaktur, energi, dan juga industri layanan keuangan.

Tidak itu saja, dengan melihat fenomena hampir segala industri membutuhkan Enterprise Resource Planning (ERP), Equine Global kemudian mengembangkan sayap untuk melakukan partnership dengan SAP (System Applications and Products in Data Processing) pada 2013. 

Saat ini di Indonesia, Hendra melihat bahwa sektor bisnis khususnya menengah ke atas kian menyadari dan membutuhkan transformasi digital. Bahkan untuk perusahaan sekelas BUMN dan lembaga pemerintah, transformasi itu merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi.

Yusuf Fadli, Direktur Equine Global membeberkan bahwa Equine Global terdiri dari 2 lini bisnis yang menjadi fokus yaitu lini bisnis SAP, dimana pihaknya membantu proses transformasi bisnis dan transformasi digital dari mulai perencanaan hingga penerapan sistem dan teknologi dari SAP. Layanan tersebut difokuskan ke beberapa industri seperti industri keuangan, manajemen real estate, distribusi, logistik serta industri manufaktur.

Lini bisnis lainnya yaitu IT & Business Advisory yang berfokus pada 3 aspek yaitu Strategic, Operation & Risk. Lini Bisnis ini ditujukan untuk membantu organisasi dalam mempersiapkan, melakukan kajian dan penyempurnaan strategi maupun blueprint terkait efisiensi proses dan optimalisasi teknologi informasi.

“Tahun ini kami banyak memfokuskan pada keamanan data dan informasi terutama dalam melakukan pendampingan ISO 27001 di perusahaan baik swasta maupun BUMN,” terangnya.

Guna menunjang pemberian servis yang prima, kata dia, Equine fokus mengembangkan sumber daya manusia yang merupakan asset utama perusahaan dengan menerapkan 3600 assessment, coaching dan counseling untuk memotret kelebihan dan kekurangan yang diikuti dengan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas. Equine pun menurut Yusuf, tidak segan untuk mendorong karyawan-karyawan potensial guna mengikuti pelatihan dan sertifikasi di lembaga yang relevan seperti SAP Indonesia.

Investasi terhadap beragam program pengembangan tersebut juga secara konsisten kami pantau berdasarkan tingkat performance karyawan yang dievaluasi setiap semester, yang pengukuran utamanya adalah kelancaran dalam project management yang merupakan ujung tombak bisnis kami serta kemampuan mereka dalam melakukan deliver service terbaik sesuai kebutuhan customer.

Optimalisasi

Hendra menambahkan, dalam memberikan servis, LOB layanan konsultan sangat paham mengenai proses optimalisasi dan efisien. Pihaknya juga memiliki tim lain yang mendampingi perusahaan dalam melakukan sosialisasi transformasi digital, melihat risiko yang muncul serta memitigasi risiko resistensi tersebut.

Project management ini penting  di mana kami sudah planning detail bersama customer termasuk  membangun komitmen bersama serta menyiapkan standar strategi komunikasi yang baku dan mumpuni sehingga project tersebut dalam diselesaikan tepat waktu. Kami juga punya tim quality assurance yang pantau secara detail sehingga hal-hal krusial maupun kecil tidak terlewatkan. Salah satu contohnya adalah proyek implementasi 4 core system di regulator bidang perbankan di Indonesia, kami jadi tester dan QA dan berhasil sehingga menjadi best practice di tempat lain,” katanya.

Ke depan, pihaknya berupaya  meningkatkan layanan pada beberapa aspek seperti management services karena customer saat ini menyerahkan beberapa kegiatan rutin kepada partner.

Hal itulah yang akan lebih disempurnakan oleh pihaknya baik dari sisi infrastruktur maupun aplikasi dan menghasilkan otomatisasi yang lebih tinggi sehingga level servis menjadi lebih baik.

“Kami juga lakukan pengembangan selain SAP yakni data analitik, big data dan terbuka untuk melihat solusi lain yang dapat diterapkan sesuai perkembangan kebutuhan transformasi digital. Selain di Indonesia, kami juga sedang mengupayakan pasar di mancanegara khususnya di Asia Tenggara,” pungkasnya.

Menjawab Tantangan

Era digitalisasi telah menghamparkan berbagai tantangan sekaligus peluang bagi pelaku bisnis, tak terkecuali sektor pembiayaan sebagai bidang yang digeluti Adira Finance. Sebagai salah satu sektor yang sangat dinamis dan menuntut inovasi, bisnis pembiayaan menuntut kesigapan Adira Finance melakukan transformasi digital.

Sebagaimana diungkapkan I Dewa Made Susila selaku Direktur Keuangan Adira Finance mengatakan gelombang digitalisasi mengharuskan perusahaan memiliki peta jalan transformasi guna perkembangan ke depan. Dia mengatakan bahwa 5 tahun terakhir, Adira Finance telah mencanangkan transformasi bisnis di mana TI menjadi salah satu aspek yang mesti ditransformasi  sehingga manajemen melakukan investasi besar pada aspek ini.

“Saat ini kita tidak bisa bersaing kalau tidak didukung teknologi,” ucapnya.

Dalam memilih teknologi, pihaknya memiliki beberapa kriteria yakni sesuai dengan kebutuhan bisnis, dan tergolong kuat atau robust, serta memiliki bukti implementasi yang bagus. Pihaknya kemudian memutuskan untuk menggunakan ERP dan memilih SAP dari Jerman.

SAP kemudian merekomendasikan beberapa implementor di Indonesia, salah satunya adalah Equine Global. Dari situlah, ucapnya, hal ihwal kerja sama antara Adira Finance dan Equine pada 2018 silam.

“Untuk pilih implementator  kami terapkan kriteria sudah berpengalaman di perusahaan sejenis, dan berkomitmen untuk menyelesaikan secara tepat waktu. Implementasi ini terbukti di masa Covid di mana setengah  pekerja WFH  tapi bisnis bisa berjalan sampai saat ini jadi tanpa imlementasi kesulitan ini akan jauh sekali. Kami merasa sukses karena tidak ada kesulitan yang berarti dari vendor,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper