Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak antiklimaks pada perdagangan hari ini, Kamis (10/12/2020). Sempat menguat hingga sesi pertama, indeks ditutup melemah di akhir perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 10,71 poin atau 0,18 persen ke level 5.933,69. Indeks dibuka di level 5.977 dan sempat menyentuh level 6.004,42 pada perdagangan hari ini.
Kejatuhan saham-saham berkapitalisasi jumbo, termasuk emiten rokok turut menyeret IHSG ke zona merah. Secara umum 204 saham menguat, 268 saham melemah, dan 254 saham stagnan dibandingkan dengan posisi kemarin.
Secara sektoral, sebanyak enam sektor melemah dan sisanya menguat. Pelemahan dipimpin oleh saham-saham konsumer yang mencetak koreksi hingga -2,34 persen.
Saham emiten rokok rontok menyusul keputusan pemerintah menaikkan cukai 12,5 persen tahun depan. Saham PT HM Sampoerna Tbk. jeblok setelah turun 6,96 persen ke elvel 1.670. Pun demikian dengan saham PT Gudang Garam Tbk, amblas 6,99 persen ke posisi 44.275.
Berdasarkan nilai transaksi, saham HMSP juga tercatat paling aktif setelah mencetak torehan Rp1,1 triliun. Adapun saham PT Smartfren Telecom Tbk. paling banyak diperdagangkan dari sisi volume dengan torehan 4,2 miliar lembar.
Baca Juga
Total transaksi perdagangan hari ini mencapai 30 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp19,77 triliun. Investor asing mencatat net sell sebanyak Rp60 miliar di seluruh pasar.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG sempat berada di area 6.000 mengingat para pelaku pasar mengapresiasi dinamika perkembangan vaksin Covid-19 yang semakin progresif.
Ini juga ditambah data Indeks Keyakinan Konsumen per November yang berhasil meningkat dari 79 menjadi 92 sekaligus menandai terjadinya pemulihan daya beli masyarakat juga merupakan katalis positif bagi indeks.
Namun, hasil perilisan data penjualan ritel Indonesia per Oktober yang semakin mengalami kontraksi sebesar -14,9 persen, serta pengumuman pemerintah tentang kenaikan cukai rokok sebesar 12,5 persen pada 2021 menyebabkan terjadinya aksi profit taking.
“Sehingga memperlemah posisi IHSG di sisa perdagangan,” kata Nafan, Kamis (10/12/2020)
Sementara itu dari eksternal, para pelaku pasar masih mengamati pertemuan EU Economic Summit dalam hal negosiasi pasca-Brexit, sekaligus mengharapkan adanya komitmen kuat untuk meningkatkan program stimulus dalam rangka menanggulangi pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, Nafan menilai pelaku pasar juga menanti keputusan Bank Sentral Eropa yang diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan 0 persen. Adapun, data inflasi Amerika Serikat yang diproyeksikan membaik juga dinantikan oleh para pelaku pasar.