Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Makin Mengganas, Wall Street Keok

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,49 persen ke level 12.519,95, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,19 persen ke level 3.691,96.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Senin (7/12/2020) ketika infeksi virus corona melonjak di sejumlah negara bagian, sehingga memicu kekhawatiran akan pengetatan pembatasan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,49 persen ke level 12.519,95, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,19 persen ke level 3.691,96.

Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,45 persen atau 55,71 poin ke level 12.519,95.

Pelemahan dipimpin oleh sektor energi, real estat, dan finansial. Saham Intel Corp. jatuh di tengah berita bahwa Apple Inc. tengah merancang prosesor Mac baru untuk diperkenalkan pada awal tahun 2021.

Saham Interactive Brokers Group Inc. tenggelam setelah mengatakan mengalami kegagalan yang signifikan di beberapa bagian sistem penyimpanan datanya. Boeing Co melonjak karena UBS Group AG merekomendasikan pembelian saham produsen pesawat tersebut. Airbnb Inc. menaikkan kisaran harga penawaran umum perdana.

AS kini mencatat rata-rata kematian per hari akibat Covid-19 sebanyak rata-rata pada bulan April. Sejumlah negara bagian besar termasuk California, New York, dan Pennsylvania menghadapi momentum peningkatan hunian rumah sakit yang mengkhawatirkan.

Ahli penyakit menular Federal Anthony Fauci memperingatkan bahwa musim Natal bisa lebih buruk daripada Thanksgiving karena dapat memicu penyebaran penyakit. Sementara itu, Gubernur Andrew Cuomo mengatakan makan di dalam ruangan di New York City akan dilarang jika tingkat rawat inap regional belum stabil setelah lima hari.

Ketika kasus virus korona melonjak, pasar semakin mengharapkan kesepakatan stimulus dilakukan, terutama setelah data pengangguran minggu lalu mengecewakan.

Negosiator dari partai Republik dan Demokrat tengah berjuang untuk mencapai kesepakatan mengenai RUU pengeluaran pemerintah dan bantuan Covid-19 yang sangat besar. Sementara itu, anggota parlemen akan menunda tenggat waktu Jumat malam untuk mengesahkan RUU.

 “Pasar pada dasarnya mengasumsikan bahwa itu selesai. Sekarang, kemunduran apa pun membuat pasar rentan, karena mereka akan melewatinya,” kata manajer portofolio Sit Fixed Income Advisors, Bryce Doty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper