Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Asing Tembus Rp1 Triliun, IHSG Tetap Kokoh

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 23,41 poin atau 0,41 persen ke level 5.783,33 pada perdagangan hari ini, Jumat (27/11/2020).
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com,JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 23,41 poin atau 0,41 persen ke level 5.783,33 pada perdagangan hari ini, Jumat (27/11/2020). IHSG tetap menguat di tengah arus deras modal keluar yang dilakukan investor asing pada hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka di level 5.773,55 dan bergerak di rentang 5.745,88 hingga 5.795,83 sepanjang perdagangan. Sepanjang perdagangan, IHSG memang bergerak fluktuatif. Pergerakan dibuka menguat sebelum sempat terkoreksi hingga level support 5.745,885. 

IHSG kembali bangkit ke zona hijau menjelang akhir sesi pertama. Indeks mampu bertahan di zona hijau hingga sempat menyentuh level resistance 5.795,836. Dengan kenaikan indeks hari ini, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp6.743,95 triliun.

Secara umum, sebanyak 275 saham menguat, 206 terkoreksi, dan 147 stagnan. Saham PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menjadi salah satu saham dengan kenaikan harga signifikan atau top gainers pada perdagangan akhir pekan ini. LPKR melonjak 24,10 persen menjadi Rp206 per saham.

Saham emiten perbankan yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) juga mencetak kenaikan harga yang cukup tinggi sebesar 23,9 persen menjadi Rp570 per saham.

Hari ini kenaikan IHSG dibayangi oleh aksi jual investor asing. Tercatat, net sell atau jual bersih investor asing mencapai Rp1,10 triliun.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi sasaran jual asing dengan Rp195,0 miliar. Pergerakan harga saham emiten Grup Djarum itu amblas 1,47 persen ke level Rp31.925.

Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo tidak menyebut faktor khusus yang memantik aksi jual investor asing. Menurutnya, catatan net sell dipicu oleh aksi profit taking. 

“So far asing masih net buy bulan ini,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (27/11/2020).

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan hal senada. Menurutnya, investor asing keluar karena pasar Amerika Serikat (AS) tengah merayakan Thanksgiving.

“Perdagangan libur, aksi profit taking. Ada concern terhadap kenaikan kasus Covid-19,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper