Bisnis.com, JAKARTA — Setelah bergerak lincah pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bakal mengawali pergerakannya di pekan ini dengan lemah.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks komposit ditutup terkoreksi 0,40 persen ke level 5571.66 pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (20/11/ 2020). Namun, secara mingguan IHSG masih mencetak kinerja positif yakni 2,03 persen akibat reli empat hari sebelumnya.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan akhir pekan lalu IHSG ditutup melemah yang diakibatkan oleh aksi profit taking setelah sepekan terakhir terus menguat hingga memasuki area jenuh beli.
Untuk pergerakan Senin (23/11/2020), Dennies memperkirakan IHSG belum akan bangkit. Menurutnya, pergerakan akan minim sentimen dari data perekonomian pada awal pekan dan tertekan oleh perkembangan kasus Covid-19 secara global yang masih meningkat.
“Secara teknikal juga saat ini pergerakan diperkirakan masih akan mengalami koreksi,” ungkapnya dalam riset harian yang dikutip Bisnis, Minggu (22/11/2020).
Dia menyebut IHSG bakal bergerak dalam level resistance 5.652—5.611 serta level support 5.546—5.522. Beberapa saham yang dapat dicermati menurut Artha Sekuritas antara lain BSDE, MNCN, serta TINS.
Senada, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan berdasarkan rasio fibonacci, adapun support maupun resistance berada pada 5529.96 hingga 5695.53. Adapun berdasarkan indikator, MACD masih menunjukkan sinyal positif.
“Meskipun demikian, stochastic dan RSI mulai menunjukkan overbought atau jenuh beli. Di sisi lain, terlihat pola bearish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG,” tulis Nafan dalam risetnya.