Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Dipangkas, Kenapa Yield Obligasi Malah Turun?

Yield obligasi tenor 10 tahun yang menjadi acuan malah menunjukkan kenaikan. Seperti diketahui, kenaikan yield menggambarkan penurunan harga obligasi.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan ternyata tak diiringi penguatan harga obligasi.

Seperti diketahui, pada pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Kamis (19/11/2020) kemarin, Bank Sentral memutuskan untuk memangkas BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, yield obligasi tenor 10 tahun yang menjadi acuan malah menunjukkan kenaikan. Seperti diketahui, kenaikan yield menggambarkan penurunan harga obligasi.

Per pukul 17.00 hari ini, Jumat (20/11/2020) yield atau imbal hasil surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia ada di posisi 6,193 persen setelah naik 0,72 persen. Adapun hari sebelumnya, Kamis (19/11/2020) yield juga naik 0,27 persen ke level 6,149 persen.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan kenaikan yield yang menunjukkan pelemahan harga obligasi pada dasarnya tak terlalu berhubungan dengan pemangkasan suku bunga acuan.

Menurutnya, sebagian besar pelaku pasar sudah memprediksi keputusan BI sehingga tren penurunan sebenarnya telah terjadi sejak pekan lalu. Di sisi lain, dia melihat likuiditas serta minat di pasar sekunder juga tinggi.

“Hari ini [yield] naik lebih karena profit taking. Di market seminggu ini penguatannya cukup terlihat jadi ada yang mulai profit taking di situ kan, itu yang bikin harga melemah,” katanya kepada Bisnis, Jumat (20/11/2020)

Adapun, dia melihat koreksi yang terjadi masih dalam rentang yang wajar, yang mana yield saat ini masih berada di bawah 6,20 persen. Dia juga menyebut potensi penguatan kembali masih terbuka lebar.

“Jadi sebetulnya potensi BI rate turun potensi yield kita menguat kembali cukup besar. Cuma bergantung dengan masuknya asing akan mendorong kembali,” imbuhnya.

Dia menilai investor asing terus melanjutkan tren inflow sejak sebulan belakangan, terlihat dari angka penawaran masuk lelang yang kian meningkat. Menurutnya, tren ini akan terus berlanjut hingg aakhir tahun.

Inflow yangterlihat membuat yield kita naik cukup signifikan, kalau ini terus terjadi, potensi penguatan ke 6 persen cukup terbuka,” tutur Ramdhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper