Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Susul Penguatan Bursa Asia, Seluruh Sektor Menghijau

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan 0,71 persen atau 38,98 poin ke level 5.500,03.
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan mengawali perdagangan hari ini, Senin (16/11/2020) di zona hijau.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan 0,71 persen atau 38,98 poin ke level 5.500,03.

Pada pukul 09.07 WIB, IHSG kemudian menguat 1,01 persen atau 55,04 pion ke posisi 5.516,10. Tercatat 220 saham menguat, 69 saham melemah, dan 148 saham stagnan.

Seluruh 10 indeks sektoral IHSG berada di zona hijau pagi ini, dipimpin oleh sektor infrastruktur yang menguat 1,4 persen, disusul sektor pertambangan yang menguat 1,23 persen.

Sejalan dengan IHSG, mayoritas bursa saham di Asia juga berada di zona hijau, di antaranya indeks Nikkei 225 Jepang yang menguat 1,58 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,39 persen dan indeks Shanghai Composite menguat 0,29 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia mengawali pekan dengan hasil positif menyusul sejumlah sentimen positif dari wilayah tersebut dan kemungkinan terjadinya lockdown di AS yang semakin kecil.

Pasar global telah kembali ke level sebelum terjadinya pandemi virus corona setelah munculnya kejelasan terkait vaksin pada pekan lalu yang mendorong saham-saham dengan valuasi yang tinggi. Sementara itu, performa saham-saham defensif tidak sebaik prediksi analis sebelumnya.

Meski demikian, pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan seiring dengan lonjakan kasus virus corona di sejumlah wilayah. Amerika Serikat melaporkan penambahan kasus positif sebanyak 100 ribu infeksi dalam 10 hari beruntun. Sementara itu, Jerman akan melakukan pembatasan pergerakan selama empat hingga lima bulan mendatang.

“Ada kekhawatiran bahwa potensi lockdown di AS akan mempengaruhi pasar dalam jangka pendek. Meski demikian, sentimen investor saat ini merupakan yang palin bak sejak 2017 lalu,” ujar Head of Research Pepperston Group, Chris Weston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper