Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Ritel Capai 180.000 SID, Mirae Asset: Indonesia Semakin Menjanjikan

CEO Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tae Yong Shim mengatakan bahwa pertumbuhan investor ritel di Indonesia semakin menjanjikan seiring dengan pemahaman terhadap pasar modal yang kian meluas.
Mirae Asset Sekuritas/sekuritas.miraeasset.co.id
Mirae Asset Sekuritas/sekuritas.miraeasset.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan sekuritas asal Korea Selatan, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatatkan jumlah investor ritel sebanyak 180.000 single investor identification (SID) secara year-to-date per 12 November 2020.

CEO Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tae Yong Shim mengatakan bahwa pertumbuhan investor ritel di Indonesia semakin menjanjikan seiring dengan pemahaman terhadap pasar modal yang kian meluas.

“Jumlah investor kami mencapai 180.000 SID, terbesar di antara sekuritas lain,” kata Shim, Jumat (13/11/2020).

Shim melanjutkan bahwa pihaknya tidak menetapkan target untuk jumlah investor. Namun, dirinya mengacu ke Korea Selatan yang saat ini investor pasar modal berporsi sekitar 10 persen terhadap jumlah populasi.

Dengan populasi Indonesia yang sekitar 270 juta jiwa, Shim melihat jumlah investor di pasar modal Tanah Air idealnya mencapai 27 juta SID apabila mengacu kepada proporsi investor pasar modal Negeri Ginseng.

“Alasan saya menjelaskan hal itu juga karena populasi Indonesia semakin dewasa. Saat ini lebih banyak anak muda tetapi dalam beberapa tahun ke depan akan semakin dewasa dan mempersiapkan masa pensiun,” tutur Shim.

Adapun, pasar modal disebutnya menjadi salah satu pilihan yang paling baik dan prudent untuk mempersiapkan masa pensiun di masa yang akan datang mengingat performa harga saham selalu beriringan dengan inflasi.

Porsi investor ritel yang lebih besar di pasar modal juga memiliki peran ketika investor asing yang selama ini mendominasi memutuskan untuk keluar.

Seperti yang terjadi pada masa pandemi 2020, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp47,45 triliun per 13 November 2020 tetapi pelemahan IHSG dapat dikatakan terbatas sebesar 13,31 persen.

“Market turun sedalam-dalamnya pada awal tahun, tapi kami melihat ada pemulihan yang sangat cepat didorong oleh tenaga investor ritel. Dinamika pasar berganti, investor ritel kini mengambil peran yang lebih dominan,” tutur Shim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper