Bisnis.com, JAKARTA – Kendati mengalami kerugian yang cukup besar, Ustaz Yusuf Mansur merekomendasikan masyarakat untuk membeli saham emiten penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA).
Dia menilai bahwa rakyat bisa menanggulanginya lewat ekonomi koperasi terkhususnya pembelian saham, sama seperti yang dilakukannya dengan transaksi saham PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS).
Menurutnya, kerugian Rp15 triliun yang ditanggung oleh GIAA hingga kuartal III/2020 sebenarnya sangat kecil jika ditalangi oleh 10 juta orang, karena hanya membutuhkan modal Rp1,5 juta saja.
Menabung saham di GIAA, baginya, hanya semudah memotong gaji semua karyawan, buruh, guru, dokter, tentara, dan polisi. Namun, perusahaan memang perlu melakukan perbaikan dari segala sisi.
Berbanding terbalik dengan pendapat sosok yang akrab dipanggil UYM tersebut, Mirae Asset Sekuritas bahkan merekomendasikan jual saham GIAA.
Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun mengatakan, pada bulan Agustus 2020, kinerja operasional GIAA memang meningkat secara signifikan karena masyarakat terbiasa dengan batasan sosial selama masa transisi PSBB didukung oleh strategi pemasaran yang efisien dan dukungan pemerintah.
Baca Juga
“Jumlah penumpang yang diangkut, RPK, ASK, dan kargo yang diangkut meningkat masing-masing sebesar 55,2 persen, 39,3 persen, 24,3 persen, dan 6,1 persen MoM,” tulisnya dalam riset 8 Oktober lalu.
Pemulihan memang didorong oleh permintaan domestik. Namun, angka tersebut adalah sekitar 15-61 persen dari pencapaian pada 8 bulan pertama tahun 2019, yang menunjukkan bahwa perjalanan GIAA masih panjang.
Di sisi lain, sekuritas yang dinobatkan sebagai broker teraktif hingga periode berjalan tahun ini juga menyatakan rencana Arab Saudi yang akan melanjutkan umrah dalam 4 tahap didukung oleh pemerintah Indonesia dengan mengizinkan jamaah dari dalam dan luar Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah dengan kapasitas 100 persen seluruhnya.
“Kami berpikir bahwa pendapatan (GIAA) pada semester kedua tahun ini akan tetap lesu karena kasus baru COVID-19 tetap dalam tren yang meningkat dan pemerintah telah menerapkan kembali PSBB,” sambungnya.
Meskipun sekuritas telah menyaksikan bagaimana perilaku konsumen berangsur-angsur kembali, namun pandemi diproyeksikan masih akan terus menggerus pendapatan perseroan pada kuartal keempat tahun 2020 mengingat masih adanya aturan pembatasan sosial di dalam negeri.
“Secara keseluruhan, kami mempertahankan rekomendasi SELL (jual) saham GIAA dengan target harga Rp146,” tegas Lee Young Jun.
Perubahan rekomendasi dan target harga sekuritas nantinya kemungkinan besar akan didasarkan pada meredanya jumlah kasus Covid-19 baru serta harga bahan bakar yang rendah.