Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ambisi BUMN Telkom (TLKM), Mitratel Jadi Raja Menara Salip TOWR?

Grup Telkom memiliki 34.025 menara telekomunikasi dengan rincian 18.000 menara dimiliki olek Telkomsel dan 16.025 sisanya milik Mitratel.
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Ririek Adriansyah menyapa wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Ririek Adriansyah menyapa wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), melakukan penandatanganan perjanjian jual beli bersyarat dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) terkait akuisisi aset menara.

Saat ini, grup Telkom memiliki 34.025 menara telekomunikasi dengan rincian 18.000 menara dimiliki olek Telkomsel dan 16.025 sisanya milik Mitratel. Adapun secara industri Mitratel merupakan perusahaan menara kedua terbesar dari sisi jumlah menara.

VP Investor Relations Telkom Indonesia Andi Setiawan mengungkapkan Mitratel dan Telkomsel telah meneken conditional sale and purchase agreement (CSPA) pada 14 Oktober 2020.

“Dalam perjanjian jual beli bersyarat ini, Mitratel akan membeli 6.050 menara telekomunikasi milik Telkomsel senilai Rp10,3 triliun,” ujarnya, Jumat (16/10/2020).

Dengan pembelian itu, lanjut dia, terhitung sejak terpenuhinya segala kewajiban berdasarkan CSPA dan ditekennya akta pengalihan antara para pihak, jumlah menara telekomunikasi Mitratel menjadi lebih dari 22.000 menara.

Pembelian menara telekomunikasi ini akan memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah bagi Mitratel sekaligus membantu Mitratel merealisasikan rencana jangka panjangnya.

Andi mengatakan Telkomsel akan fokus kepada bisnis utama sebagai perusahaan telekomunikasi digital. Perseroan akan membangun ekosistem digital dan memberikan pengalaman digital konektivitas bagi pelanggan.

Dia menyebut transaksi itu bagian dari penataan portofolio bisnis Telkom Indonesia. Tujuannya, untuk menciptakan nilai yang optimal bagi pemegang saham.

Sebelumnya, Andi Setiawan menuturkan saat ini perseroan tengah fokus memperkuat lini bisnis menara telekomunikasi dengan rencana besar melepas Mitratel ke publik maupun melalui kemitraan strategis ke depannya.

“Sebab kita melihat Mitratel sebagai bagian Telkom dia undervalue 6-7 kali sehingga kita merasa pada saatnya nanti Mitratel perlu kita unlock baik melalui IPO maupun strategic partnership,” papar Andi, seperti dikutip Bisnis, Rabu (30/9/3030)

Namun sebelum itu dilakukan, Andi mengatakan perseroan akan lebih dahulu memperkuat posisi Mitratel di pasar, salah satunya dengan mengonsolidasikan 5.000—6.000 menara telekomunikasi milik Telkomsel ke Mitratel.

Diketahui, saat ini grup Telkom memiliki 34.025 menara telekomunikasi dengan rincian 18.000 menara dimiliki olek Telkomsel dan 16.025 sisanya milik Mitratel. Adapun secara industri Mitratel merupakan perusahaan menara kedua terbesar dari sisi jumlah menara.

“Kalau 5.000—6.000 itu bisa kita konsolidasikan, kepemilikan menara Mitratel akan mendekati number 1 tower provider atau bahkan akan jadi yang terbanyak. Jadi saat ini kita perkuat terlebih dulu,” tutur Andi.

Dia menilai dengan tambahan menara tersebut maka posisi Mitratel di pasar akan semakin kuat sehingga secara valuasi juga akan lebih menarik. Ini diharapkan dapat menopang nilai Mitratel ketika melantai di bursa maupun menjalin kemitraan strategis.

Sarana Menara Nusantara

Saat ini, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) menjadi pemilik dan operator menara independen yang terbesar di Indonesia. Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) itu memiliki dan mengoperasikan 21.271 menara, 38.122 jumlah sewa lokasi, 3.693 VSAT dan lebih dari 35,000 km kabel Fiber Optic di seluruh Indonesia.

Kinerja keuangan Sarana Menara Nusantara, entitas Grup Djarum miliki orang terkaya di Indonesia keluarga Hartono, di tengah pandemi tetap kokoh. Perseroan bahkan membukukan pendapatan mencapai Rp3,68 triliun selama semester I/2020.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang terbit pada Senin (3/8/2020), pencapaian tersebut naik 21,70 persen dibanding pendapatan pada semester I/2020 yang sebesar Rp3,08 triliun.

Sepanjang semester I/2020, TOWR mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada enititas pemilik sebesar Rp1,31 triliun, tumbuh 32,53 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp993 miliar.

Wakil Direktur Utama TOWR Adam Ghifari mengatakan untuk tahun ini manajemen perseroan memasang target pendapatan Rp7,3 triliun — Rp7,5 triliun atau sekitar 14—15 persen dari pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp6,45 triliun.

Kontributor utama pendapatan perseroan masih dari bisnis sewa menara dan fiber optik, ditambah dengan pendapatan dari sejumlah menara baru yang telah diakuisisi perseroan pada awal tahun.

Sementara itu, wacana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Mitratel yang kembali berhembus mencuri perhatian J.P. Morgan.

Perbankan investasi asal Amerika Serikat itu mengeluarkan estimasi enterprise value atau nilai total bisnis entitas anak usaha Telkom Indonesia.

“Kami memperkirakan enterprise value [EV] Mitratel sekitar US$2,3 miliar—US$3,9 miliar dalam potensi skenario IPO,” tulis Tim Analis J.P. Morgan dalam riset.

Dalam analisis valuasi, J.P Morgan berasumsi TLKM akan mentransfer 20 persen hingga 80 persen menara Telkomsel kepada Mitratel. Dengan skema itu, perhitungan EBITDA Mitratel berada di kisaran Rp3,5 triliun atau US$240 juta hingga Rp4,7 triliun atau US$324 juta.

Lebih lanjut, Tim Analis J.P. Morgan berasumsi Telkomsel akan mentransfer portofolio menara ke Mitratel sebelum eksekusi wacana IPO. TLKM memiliki 16.000 menara telekomunikasi di bawah Mitratel dan 17.500 melalui Telkomsel.

“Menjelang IPO potensial Mitratel, kami pikir TLKM akan mentransfer portofolio menara dari Telkomsel ke Mitratel untuk mendapatkan keuntungan dari arbitrase relatif ganda dan untuk mengkristalkan nilai kumpulan aset yang lebih besar,” ujar J.P. Morgan.

Dengan asumsi Mitratel mengakuisisi 50 menara Telkomsel, J.P. Morgan menghitung portofolio Mitratel akan berkembang menjadi 25.000 menara dengan 33.000 penyewa.

Tim Analis J.P. Morgan berpandangan IPO Mitratel akan menguntungkan TLKM seiring dengan kristalisasi nilai portofolio menara perseroan. Selain itu, hasil IPO akan mendukung dividen perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper