Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Reli 8 Hari, Harga CPO Akhirnya Kandas Juga

Salah satu faktor penekan harga adalah proyeksi produksi CPO yang lebih tinggi di Indonesia.
Tandan buah segar/Bisnis.com
Tandan buah segar/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di bursa berjangka melemah untuk pertama kalinya setelah reli delapan hari beruntun.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (14/10/2020), hingga pukul 15.14 WIB, harga CPO untuk kontrak Desember 2020 di bursa Malaysia berada pada level 3.003 ringgit per ton, stagnan jika dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.

Institutional sales manager and broker untuk Phillip Futures di Kuala Lumpur Marcello Cultrera menyatakan bahwa salah satu faktor penekan harga adalah proyeksi produksi CPO yang lebih tinggi di Indonesia.

Indonesia memang merupakan pemasok lebih dari setengah jumlah produksi CPO di seluruh dunia. Adapun, produksi minyak kelapa sawit di Indonesia kemungkinan akan mencetak rekor terbaru setelah fenomena La Nina diproyeksikan akan meningkatkan output.

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun juga mengatakan output kemungkinan akan meningkat 4 persen menjadi 49 juta ton pada tahun depan dari hanya 47 ton pada tahun ini.

Produksi CPO pada tahun ini juga kemungkinan berubah dikarenakan masa kemarau yang lebih panjang dan penggunaan pupuk yang lebih sedikit pada tahun lalu.

Meskipun proyeksi output akan meningkat tahun depan, tingkat pertumbuhan tahunan mulai melambat karena lahan perkebunan tidak berkembang secepat dulu dan program penanaman kembali berjalan lambat.

Di sisi lain, analis RHB Sekuritas Andre Benas mengatakan Indonesia memang tengah mencapai puncak produksi CPO tertinggi pada kuartal keempat yang tampaknya akan diikuti dengan perlambatan permintaan dari India dan China.  

Sementara, analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan memberi catatan bahwa produksi CPO Malaysia pada September naik menjadi 1,87 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebanyak 1,86 juta ton.

Namun, produksi CPO Malaysia pada bulan September di bawah perkiraan konsensus yakni sebesar 1,96 juta ton.

Dari sisi permintaan, Andy melihat bahwa ekspor CPO Malaysia pada bulan September sedikit meningkat menjadi 1,61 juta ton, dari 1,58 juta ton pada bulan sebelumnya.

“Secara keseluruhan, menurut kami harga CPO global akan terus menguat, mengingat beberapa katalis positif,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper