Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merger Bank Syariah Dorong Saham Perbankan, IHSG Melaju 8 Sesi

Pada perdagangan Rabu (14/10/2020) pukul 11.30 atau akhir sesi I, IHSG naik 0,3 persen atau 15,51 poin menjadi 5.148,08.
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan seiring dengan sentimen Omnibus Law dan langkah Bank Indonesia untuk pemulihan ekonomi.

Selain itu, rencana merger bank BUMN syariah turut mendorong saham-saham perbankan lainnya, dan mengisi jajaran top gainers siang ini.

Pada perdagangan Rabu (14/10/2020) pukul 11.30 atau akhir sesi I, IHSG naik 0,3 persen atau 15,51 poin menjadi 5.148,08.

Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.125,05 - 5.159,68. IHSG pun berhasil menguat 8 sesi beruntun, sejak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja awal pekan lalu.

Saham perbankan mendominasi daftar top gainers seperti PT Bank Qnb Indonesia Tbk. (BKSW) +30,34 persen, PT Bank Victoria Tbk. (BVIC) +26,32 persen, PT Bank BRIsyarian Tbk. (BRIS) +24,89 persen, dan PT Bank Rakyat Agroniaga Tbk. (AGRO) +19,77 persen.

Seperti diketahui, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memiliki kesepakatan untuk menggabungkan tiga bank syariah.

Penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melibatkan PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS), PT Bank BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dilakukan pada Senin (12/10/2020).

Sebelumnya, Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup pada level 5.132,57, menguat 0,78 persen pada perdagangan Selasa (13/10/2020).

Tim analis Artha Sekuritas memprediksi IHSG akan kembali menguat dengan level resistance 5.154 hingga 5.177 dan level support 5.041 hingga 5.086.

Secara teknikal, candlestick membentuk higher high dan higher low yang mengindikasikan trend bullish masih kuat.

“Namun perlu diwaspadai adanya potensi profit taking dalam jangka pendek,” ungkap tim analis.

Pergerakan indeks pada hari ini diyakini masih didorong optimisme dampak baik perekonomian dari omnibus law serta suku bunga BI yang ditahan di level 4 persen sejalan dengan langkah pemulihan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper