Bisnis.com, JAKARTA – Masalah teknis pada jaringan informasi memaksa otoritas bursa efek Jepang untuk melakukan trading halt pada perdangan hari ini, Kamis (1/10/2020).
Dilansir dari Bloomberg, otoritas bursa setempat membekukan pembelian dan penjualan ribuan aset pada hari pertama bulan Oktober ini. Hal ini juga terjadi bersamaan dengan rilis data-data indikator perekonomian.
Pasar-pasar lain di Negeri Sakura, seperti Sapporo, Nagoya, dan Fukuoka juga menghentikan perdagangan. Kontrak derivatif, seperti pasar berjangka yang diperdagangkan di bursa Osaka terpantau tidak terdampak masalah ini. Indeks berjangka Nikkei 225 naik 0,3 persen hingga pukul 10.06 waktu setempat.
Perwakilan dari Japan Exchange Group Inc mengatakan belum mengetahui kapan sistem perdagangan bursa dapat beroperasi normal kembali. Mereka juga menyatakan masalah tersebut berkaitan dengan distribusi informasi pasar.
Sementara itu, perusahaan sekuritas di Tokyo mengatakan aliran dana yang masuk pada awal bulan dan paruh kedua tahun ini kini akan diantrikan. Hal tersebut dapat meningkatkan volatilitas pasar pada perdagangan Jumat esok apabila bursa urung dibuka hari ini.
Pemberlakuan trading halt ini berdampak negatif kepada para pelaku pasar di tengah reli positif bursa AS dan beberapa pasar di wilayah Asia seperti Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. Sementara itu, pasar China ditutup hingga 9 Oktober karena hari libur Golden Week.
“Ini sangat problematik. Ketika hal seperti ini terjadi, kepercayaan investor terhadap pasar Jepang akan terdampak. Masalah ini nantinya akan mempengaruhi saham-saham Jepang,” Jelas Analis Toyo Securities Ryuta Otsuka.
Pasar global saat ini tengah berada dalam kewaspadaan yang tinggi setelah adanya gangguan di pasar Selandia Baru akibat ulah peretas. Hal ini membuat bursa setempat menghentikan perdagangan selama empat hari pada Agustus lalu.