Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Sematkan Rating BBB- untuk Waskita Beton Precast (WSBP)

Rating tersebut berlaku untuk obligasi berkelanjutan tahap I dan II tahun 2019 yang diterbitkan Waskita Beton Precast (WSBP) senilai Rp2 triliun.
Pekerja PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) menyelesaikan proses akhir pembuatan produk Spun Pile di Plant Karawang Jawa Barat, Rabu (17/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pekerja PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) menyelesaikan proses akhir pembuatan produk Spun Pile di Plant Karawang Jawa Barat, Rabu (17/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat atau rating BBB- terhadap obligasi yang diterbitkan oleh oleh PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Berdasarkan keterangan yang diterima Bisnis, Selasa (29/9/2020), peringkat tersebut disematkan untuk obligasi berkelanjutan tahap I dan II tahun 2019 yang diterbitkan Waskita Beton senilai Rp2 triliun. Rating tersebut berlaku untuk periode 17 September 2020 hingga 1 September 2021.

"Peringkat tersebut mengindikasikan parameter proteksi yang memadai dibandingkan efek utang Indonesia," demikian pernyataan Pefindo.

Sebelumnya, lembaga pemeringkat Fitch memangkas rating utang WSBP seiring dengan potensi penurunan arus kas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.

Laporan Fitch menyatakan,peringkat WSBP diturunkan dari BB menjadi CCC- dan dimasukkan pada daftar Rating Watch Negatif. 

Fitch juga menurunkan peringkat nasional program obligasi tanpa jaminan WSBP sebesar Rp2 triliun dan obligasi yang diterbitkan di bawah program tersebut ke CCC- dari sebelumnya BB.

Penurunan peringkat ini mengikuti induk usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang ratingnya juga dipangkas dari BBB ke B atas pelemahan likuiditas dan risiko pembiayaan kembali yang lebih tinggi. Masuknya WSBP dalam daftar Rating Watch Negatif juga merupakan cerminan dari perusahaan induk.

Salah satu penyebab penurunan peringkat WSBP adalah potensi pelemahan arus kas. Likuiditas WSBP menurun di balik lambatnya penyelesaian proyek dan tantangan pengumpulan kas dari pemilik proyek.

Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan arus kas operasional yang tertekan untuk WSBP karena termin pembayaran kepada pembeli memanjang, terlepas dari penyelesaian proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper